Jurus Lawan Resesi Ekonomi ala Singapura hingga AS

CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2020 17:26 WIB
Sejumlah negara mengambil sejumlah kebijakan untuk menangani resesi yang tengah melanda karena pandemi corona.
Sejumlah negara mengambil sejumlah kebijakan untuk menangani resesi yang tengah melanda karena pandemi corona. Ilustrasi. (AFP/ROSLAN RAHMAN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertahanan perekonomian berbagai negara di dunia mulai terkikis oleh pandemi virus corona, satu per satu divonis masuk ke jurang resesi tahun ini.

Setiap negara menyikapi resesi secara berbeda-beda. Dalam hal ini, kebijakan disesuaikan dengan profil dan kebutuhan masing-masing.

Berikut adalah mereka yang mengalami resesi dan langkah penanganan yang diambil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Singapura

Salah satu jiran RI, Singapura, pada kuartal II resmi mengalami resesi setelah pertumbuhan negeri singa anjlok 41,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara tahunan, ekonomi Singapura terkontraksi 12 persen. Penurunan lebih tajam dibanding kuartal I 2020, minus 0,7 persen.

Dalam menanggapinya, pemerintah Singapura kian gencar dalam menggelontorkan stimulus. Bulan ini Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat mengumumkan stimulus tambahan sebesar US$5,8 miliar atau setara Rp84,68 triliun (kurs Rp14.600) untuk meredam pukulan pandemi virus.

Tak hanya itu, Singapura juga memperpanjang subsidi upah yang bertujuan untuk menopang sektor penerbangan dan perhotelan yang terpukul parah.

Jika diakumulasi dengan berbagai stimulus yang telah lebih dulu diberikan, dana gelontoran Singapura hampir mencapai S$100 miliar atau setara Rp 1.070 triliun (kurs Rp10.700 per dolar Singapura).

2. Korea Selatan

Negeri Ginseng menghadapi resesi sejak kuartal II lalu, pertumbuhan Korsel minus 3,3 persen setelah pada kuartal sebelumnya juga minus, 1,3 persen. Ini merupakan momen pertama kembalinya Korsel ke jurang resesi setelah 17 tahun terakhir berhasil menjaga perekonomiannya.

Sebagai tanggapannya, pemerintahan Moon Jae-in meluncurkan program bertajuk 'Korean New Deal' yang diharapkan tak hanya memulihkan perekonomian Korsel dari krisis, namun juga merupakan cetak biru perekonomian Korsel untuk 100 tahun ke depan.

Tak tanggung-tanggung, Korsel mengorek kocek sedalam US$133,1 miliar atau setara Rp1.943 triliun (kurs Rp14.600) untuk investasi yang diproyeksikan dapat menghasilkan 1,9 juta pekerjaan pada 2025.

Program ambisius ini merupakan strategi menengah-panjang Korsel yang sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah Korsel. Dana akan dikeluarkan secara bertahap hingga 2025. Korean New Deal memiliki 3 pilar utama yaitu teknologi (Digital New Deal), penghijauan (Green New Deal), dan SDM (Human New Deal).

3. Amerika Serikat

Perekonomian AS terkontraksi 32,9 persen pada kuartal II 2020, menyusul pertumbuhan minus 5 persen pada kuartal I tahun ini. Kondisi ini menempatkan AS ke ekonomi terburuk sejak 1947

Resesi ekonomi ini terjadi setelah penyumbang utama ekonomi AS yaitu konsumsi rumah tangga merosot 34,6 persen secara tahunan.

Meski seluruh mata tertuju pada Gubernur Bank Sentral Jerome Powell terkait langkah penyelamatan selanjutnya, sejatinya pemerintahan Presiden Trump telah memberikan bantuan dalam jumlah yang fantastis.

Trump beberapa waktu lalu mengucurkan dana stimulus sebesar US$2 triliun atau sekitar Rp32.525 triliun demi menyelamatkan perekonomian yang terpukul akibat pandemi. Insentif diberikan kepada keluarga, pekerja, hingga pengusaha AS yang menerima dampak covid-19.

Dari stimulus senilai triliunan dolar itu, sebanyak US$100 miliar disalurkan bagi rumah sakit dan fasilitas kesehatan di AS yang membutuhkan peralatan medis dan pakaian pelindung tenaga medis.

Sebanyak US$500 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan-perusahaan termasuk maskapai penerbangan. Sekitar US$377 miliar akan dihibahkan untuk usaha kecil dan menengah.

Sisa stimulus juga akan disalurkan untuk membantu para pengangguran di AS.

[Gambas:Video CNN]



(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER