Pemerintah Butuh Rp180 T Agar Ekonomi Tak Minus

CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2020 17:47 WIB
Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah butuh dana Rp180 triliun untuk lepaskan RI dari pertumbuhan negatif.
Pemerintah menyatakan butuh anggaran Rp180 triliun agar ekonomi tidak minus. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan butuh dana setidaknya Rp180 triliun hingga Rp200 triliun untuk melepaskan Indonesia dari pertumbuhan ekonomi negatif akibat corona. Pada kuartal II 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 5,32 persen (yoy).

"Kami membutuhkan paling tidak mendistribusikan sekitar Rp180 triliun-Rp200 triliun untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi," ujarnya, Rabu (2/9).

Ia menjelaskan proyeksi kebutuhan dana tersebut diperoleh dari perhitungan kasar besaran Produk Domestik Bruto (PDB). Tercatat, PDB Indonesia kurang lebih US$1 triliun, atau setara Rp14.500 triliun (mengacu kurs Rp14.500 per dolar AS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika jumlah tersebut dibagi dalam empat kuartal, lanjutnya, maka setiap kuartalnya didapatkan angka kurang lebih Rp3.600 triliun. Kemudian, jika pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 5,32 persen, itu berarti Indonesia kehilangan sekitar Rp180 triliun.

Asumsi dibuat dengan perhitungan 5,32 persen dari Rp3.600 triliun adalah Rp180 triliun.

"Jadi kalau kita bisa mendistribusikan dana Rp180 triliun setiap kuartal, yang merupakan minus 5 persen PDB tadi. Itu target yang sedang kami kejar," katanya.

[Gambas:Video CNN]

Pertumbuhan ekonomi kuartal II lalu, jatuh dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2,97 persen akibat pandemi covid-19. Angka itu berbanding terbalik dibandingkan kuartal II 2019 sebesar 5,05 persen.

Pada kuartal III 2020, sejumlah pihak memprediksi pertumbuhan ekonomi masih mengalami kontraksi. Bahkan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD mengisyaratkan Indonesia masuk ke jurang resesi ekonomi pada kuartal ketiga ini. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi di rentang minus 0,5 persen hingga 2,2 persen.

"Bulan depan, hampir dapat dipastikan 99,9 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia," ujar Mahfud dikutip dari Antara.

(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER