Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III akan berada di level negatif. Dengan demikian, ia memastikan RI masuk resesi pada kuartal III mendatang.
Proyeksi tersebut disebabkan oleh penerapan kembali PSBB DKI Jakarta pada pekan depan. Pasalnya, ibu kota merupakan penyumbang sekitar 17 persen dari perekonomian nasional. Jika ekonomi DKI mati suri, maka pertahanan ekonomi nasional juga akan tergerus.
"Dampak ke ekonomi jelas, jangka pendek kita pastinya sudah tidak bisa keluar dari resesi. Ini sudah pasti karena di kuartal III tinggal beberapa minggu lagi, sudah mau ke kuartal IV, tidak ada yang bisa diharapkan lagi di kuartal III," katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski belum dapat merinci potensi pendapatan yang menguap akibat PSBB Jakarta, namun ia membeberkan data riset yang dilakukannya selama PSBB pada April lalu.
Ia menemukan selama PSBB Jakarta yang lalu, jika perekonomian Jakarta 100 persen terhenti, maka ada pendapatan sebesar Rp129,4 triliun yang hilang. Ada sekitar Rp20 triliun pendapatan rumah tangga yang hilang dan merampas setidaknya 796.737 pekerjaan.
Sementara, jika hanya 50 persen perekonomian Jakarta yang terhenti, maka ada Rp64,73 triliun pendapatan yang hilang diikuti oleh Rp10,3 triliun pendapatan RT yang menguap. Sedangkan, 397.368 orang kehilangan pekerjaannya.
Lebih lanjut, ia bilang bahwa imbas PSBB kedua DKI terhadap perekonomian nasional akan bergantung pada lamanya periode PSBB diberlakukan, semakin lama PSBB maka semakin dalam pula kontraksi ekonomi yang ditimbulkan.
Belum lagi, jika nantinya Pemda di sekitar DKI seperti Banten, Bogor, Depon, dan Tangerang juga melakukan PSBB.
Fithra menyayangkan pemerintah yang gagal mengambil momentum pertumbuhan pada beberapa bulan belakangan saat relaksasi diberlakukan. "Kemarin gagal mengambil momentum, dan apa yang dilakukan Pemda DKI sudah tepat, tidak bisa mengabaikan variabel kesehatan," ujarnya.
Jika berlarut, ia khawatir PSBB akan menggerus pertumbuhan kuartal IV 2020 yang seharusnya menjadi momentum rebound. Namun, jika PSBB akan berlangsung alot hingga Oktober dan lebih lama, ia menduga bisa jadi pertumbuhan sepanjang tahun negatif di kisaran minus 0,8 hingga minus 2 persen.
Sepaham, Ekonom Indef Tauhid Ahmad menilai langkah Pemprov DKI melakukan PSBB sudah tepat. Pasalnya, kalau dibiarkan kasus infeksi meledak, bisa jadi kontraksi ekonomi berlangsung makin alot dan dalam.
Dari indeks penjualan dan kepuasan konsumen yang masih rendah pada bulan-bulan di kuartal III, Tauhid juga memprediksikan resesi tak lagi dapat dihindari.
Tak lagi mengkhawatirkan kuartal III yang hampir berakhir, Tauhid menyebut PSBB bisa menjadi ancaman di kuartal IV. "Ancaman justru ada di kuartal IV, yang harusnya bisa rebound kembali, ini potensi negatif karena pandemi situasi jauh lebih berat dari bulan sebelumnya termasuk ketika awal pandemi," katanya.
Ia menambahkan bahwa sektor konsumsi, transportasi, dan perdagangan lah yang akan paling merasakan dampak terbesar dari PSBB Anies ini.