Sri Mulyani Isyaratkan Ekonomi RI Mendingan dari Negeri Jiran

CNN Indonesia
Rabu, 09 Sep 2020 16:04 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut ekonomi RI yang minus 5,32 persen masih lebih baik ketimbang negara tetangga yang terkontraksi hingga 17 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut ekonomi RI yang minus 5,32 persen masih lebih baik ketimbang negara tetangga yang terkontraksi hingga 17 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengisyaratkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 5,32 persen pada kuartal kedua tahun ini masih lebih baik ketimbang negara-negara tetangga.

Ia mencontohkan Malaysia dan Thailand, yang mencatat pertumbuhan ekonomi masing-masing minus 17,1 persen dan 12,2 persen.

Tidak cuma itu, ia juga membandingkan kondisi perekonomian Indonesia yang masih jauh lebih baik dibandingkan India yang minus hingga 23,9 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daerah-daerah tetangga, seperti Thailand, Malaysia, Singapura, negatifnya enggak cuma 5,3 persen seperti kita. Mereka negatifnya 17 persen, 19 persen. Bahkan, India yang pertumbuhannya tinggi di dunia, sekarang terkontraksi 23 persen," ujarnya saat bertemu Komite IV dan Tim Anggaran Komite DPD, Rabu (9/9).

Memang, lanjut Ani, panggilan akrabnya, beberapa daerah di Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi lebih parah dari pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya, Bali yang mengalami kontraksi hingga 10 persen.

"Tapi, secara nasional, kita 5,32 persen ini relatif sangat moderat dibanding negara lain yang bahkan kontraksinya sampai belasan dan 20-an persen lebih. Saya tidak sampaikan kondisi kita tidak apa-apa. Tetap, ini tantangan luar biasa. Tapi, harus lihat dalam konteks keseluruhan dunia," imbuhnya.

Ani juga optimis kondisi ke depan akan lebih baik dari tahun ini. Ia meyakini pertumbuhan ekonomi RI pada 2021 berkisar 4,9 persen hingga 5,5 persen. Sepanjang pandemi covid-19 terkendali di dalam negeri.

"Bapak Presiden (Jokowi) selalu menyampaikan antara penanganan kesehatan dan dari sisi penanganan sosial ekonomi tidak bisa dipisahkan. Ini ibarat rem dan gas yang harus terus kita seimbangkan," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER