Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.880 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (14/9) pagi. Posisi tersebut menguat 0,07 persen dibandingkan perdagangan Jumat (11/9) sore di level Rp14.890 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.974 per dolar AS atau menguat tipis dari Rp14.979 per dolar AS pada Jumat pekan lalu (11/9).
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,17 persen, dolar Singapura menguat 0,12 persen dolar Taiwan menguat 0,07 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,27 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya peso Filipina menguat 0,08 persen, rupee India menguat 0,07 persen, yuan China menguat 0,18 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,24 persen. Hanya bath Thailand yang terpantau melemah 0,14 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju juga bergerak menguat terhadap dolar AS. Dolar Australia menguat 0,15 persen, franc Swiss menguat 0,11 persen dan dolar Kanada menguat 0,05 persen. Hanya poundsterling Inggris yang terpantau melemah 0,41 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah hari ini didorong oleh optimisme setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kabinet di Istana Merdeka meminta kepala daerah jangan terburu-buru melakukan penutupan wilayah dalam mencegah penyebaran covid-19.
Jokowi juga mengingatkan kembali bahwa keputusan-keputusan dalam merespon penambahan kasus di provinsi serta kabupaten atau kota harus berbasis data sebaran serta memprioritaskan strategi pembatasan berskala lokal.
"Sepertinya investor masih memilih wait and see, menunggu dampak nyata dari pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Sembari menunggu dampak tersebut, investor memilih menahan diri. Pelaku pasar, terutama asing, masih akan memantau sejauh mana PSBB di Jakarta mempengaruhi kinerja perekonomian nasional," ucap Ibrahim lewat keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Sementara dari sisi eksternal pasar mengkhawatirkan gejolak yang terjadi antara Inggris dan Uni Eropa yang masih berbeda pandangan tentang klausal yang akan mengakhiri periode transisi pasca-Brexit tanpa kesepakatan/perjanjian perdagangan.
Lihat juga:Menperin Usul Pajak Mobil Baru Nol Persen |
Pasar juga menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve AS, yang dijadwalkan pada hari Rabu, 16 September mendatang, dengan pelonggaran moneter lebih lanjut diharapkan secara luas. Tetapi beberapa investor memperingatkan agar tidak menetapkan ekspektasi tersebut terlalu tinggi.
"Dalam perdagangan sore ini rupiah ditutup menguat 10 poin di level R14.880 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di Rp14.934 per dolar AS. Sementara dalam perdagangan hari Selasa ada kemungkinan rupiah akan menguat tipis di level Rp14.850-14.930 per dolar AS," tandasnya.