Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan lima langkah pemulihan ekonomi pasca dihantam pandemi virus corona. Pertama, akselerasi dan optimalisasi bantuan langsung ke masyarakat.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan pihaknya terus berupaya menyalurkan bantuan kepada jutaan kepala keluarga (KK) yang terdampak pandemi virus corona. Penyaluran bantuan ini bekerja sama dengan sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
"Semua alhamdulillah kami bersinergi. Ada PT Food Station Tjipinang Jaya membantu dalam hal produk-produk sembako menjadi bantuan sosial (bansos)," ungkap Sri dalam Webinar Virtual Jakarta Marketing Week 2020, Sabtu (19/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga dibantu oleh PT Bank DKI dalam menyalurkan bansos yang bersifat tunai alias bantuan langsung tunai (BLT). Sri bilang sinergi tersebut terus berlangsung karena bantuan terus disalurkan ke masyarakat.
Strategi kedua pemulihan ekonomi yakni penyelamatan dan penguatan ekonomi kerakyatan. Di sini, Pemprov DKI berupaya untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Bicara UMKM, peran BUMD luar biasa. Ada Bank DKI dalam program reguler. Kami juga dapat pinjaman dari pemerintah pusat, di situ Bank DKI dapat bantuan dan diberikan untuk UMKM, diberikan bunga yang ringan," papar Sri.
Ketiga, percepatan kegiatan atau proyek pembangunan berdampak besar. Sri menyatakan proyek ini khususnya berkaitan dengan transportasi.
Transportasi yang dimaksud mulai dari Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta. Kemudian, Pemprov DKI juga mengaku mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk mengembangkan infrastruktur di ibu kota.
"Ada kegiatan pengembangan. Kami mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat," terang Sri.
Keempat, Percepatan proyek infrastruktur dan program perkotaan. Kelima, pengembangan ekonomi inovatif perkotaan pasca pandemi virus corona.
Ekonomi nasional anjlok hingga minus 5,32 persen pada kuartal II 2020. Ini menjadi yang pertama kalinya sejak kuartal I 1999 silam yang minus 6,13 persen.
Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 juga berbanding terbalik dengan kuartal II 2019 yang masih tumbuh 5,05 persen. Begitu pula jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang masih tumbuh meski anjlok sebesar 2,97 persen.
(aud/wis)