Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengisyaratkan ekonomi Indonesia tidak akan minus bila usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dikelola dengan baik. Dengan kata lain, kunci ekonomi domestik adalah pada UMKM.
"Kalau kami fokus mengelola UMKM dengan baik, itu sama dengan pertumbuhan ekonomi minimal 3,5 persen-4 persen itu insyaallah sudah dapat," ujar Bahlil dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BKPM dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), Kamis (17/9).
Ia bilang jika industri UMKM kuat, maka otomatis ekonomi domestik akan sejahtera. Maklum, kontribusi UMKM terhadap ekonomi nasional mencapai 60 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya itu, UMKM juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Bahlil menyebutkan kontribusi UMKM terhadap penciptaan lapangan pekerjaan di dalam negeri sebesar 70 persen-80 persen.
"120 juta UMKM itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Bayangkan, sekitar 70 persen-80 persen kontribusi ke lapangan pekerjaan di Indonesia dan kontribusi ekonominya 60 persen," papar Bahlil.
Bahkan, UMKM berhasil menyelamatkan ekonomi negara pada krisis 1998 silam. Menurut dia, perusahaan besar justru banyak yang bangkrut saat krisis terjadi.
"Tidak berlebihan bahwa UMKM adalah garda terdepan yang menyelamatkan ekonomi nasional. Pada tahun itu (1998) bukan korporasi besar. Nah, eksistensi UMKM, kontribusinya bagi bangsa dan negara harus dimaknai sebagai aset besar," jelasnya.
Diketahui, pemerintah kini juga memberikan bantuan kepada sejumlah UMKM yang terdampak pandemi virus corona. Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp123,46 triliun dalam penanganan virus corona untuk sektor UMKM.
Dana itu digunakan untuk subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi, penjaminan modal kerja, pajak penghasilan (PPh) final UMKM ditanggung pemerintah, dan pembiayaan investasi kepada korporasi.