Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan penanaman jagung, sekaligus meresmikan Food Estate di Desa Umbul Pabal, Kecamatan Umbu Rato Nggai Barat, Sumba Tengah, Selasa (22/9).
Dalam acara yang turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Sodan, Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu, serta jajaran Eselon I Kementerian Pertanian itu, SYL mengatakan kedatangannya di Sumba Tengah termasuk untuk memastikan produksi jagung cukup sesuai kebutuhan bulanan.
SYL mengatakan, harus ada peningkatan luas tanam dan produktivitas sebagai upaya bersama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor. Saat ini, beberapa sentra penghasil jagung sudah mencapai target produktivitas sekitar 8-9 ton/ha, walaupun rata-rata produktivitas jagung lokal saat ini masih sekitar 6,4 ton/ha.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk itu, kami (Kementan) memberikan bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR), pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster," kata SYL.
Dengan peningkatan produksi dan pendapatan petani, diharapkan peran komoditas jagung juga meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. SYL mengungkapkan, ekspor pertanian pada periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebesar 8,6 persen, naik menjadi Rp36,5 triliun dari Rp32,6 triliun di periode sebelumnya.
Ia menambahkan, dengan pemasaran yang baik di luar maupun dalam negeri, khususnya penyediaan bahan baku jagung untuk industri pengolahan, diyakini akan memberikan nilai yang sangat besar bagi kesejahteraan petani.
"Bukan hanya nilai ekspor, Nilai Tukar Petani (NTP) periode Agustus 2020 juga naik sebesar 100,65 atau meningkat 0,56 persen dibanding bulan Juli 2020 yang hanya 100,09," kata SYL.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyatakan, dalam tindak lanjut kebijakan Mentan untuk menggenjot produksi jagung nasional dan pengembangan food estate, Kementan telah mengimplementasikan Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Korporasi (Propaktani). Pada program itu, korporasi petani diperkuat melalui pola kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain bank untuk memperoleh fasilitas KUR, asuransi, unit pengelola jasa alat mesin pertanian atau mekanisasi, penyedia benih, pupuk, pestisida, Kostraling (Komando Strategi Penggilingan), industri olahan, pedagang, eksportir dan lainnya dalam ikatan bisnis yang saling menguntungkan.
Di NTT, kata Suwandi, direncanakan untuk memaksimalkan produksi jagung dan tanaman pangan lainnya dengan pengembangan pertanian berbasis korporasi sehingga masyarakat lebih sejahtera.
"Propaktani terintegrasi on farm dan hilir sampai industri turunan hingga pemasaran. Semua pihak bersinergi membangkitkan pertanian NTT yang lebih maju, mandiri dan modern. Ke depan, jagung dari NTT dapat memasok dalam negeri dan bahkan ekspor. Dengan demikian, melalui program korporasi petani jagung ini kesejahteraan masyarakat terus kita tingkatkan," ujar Suwandi.
Sementara, Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu menyampaikan bahwa sebagian besar masyarakat Sumba Tengah menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan peternakan. Ia optimis potensi dan kondisi topografis Sumba Tengah akan mendukung penanaman jagung dan pengembangan food estate.
"Salah satu pilihan cara yang paling rasional untuk meningkatkan pendapatan masyarakat adalah dengan secara serius mengembangkan berbagai potensi pertanian, peternakan dan perkebunan. Pada akhirnya kami berharap, program ini akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Sumba Tengah," ucap Paulus.
(rea)