Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menerima sejumlah kritik dari anggota Komisi IV DPR RI pada rapat kerja membahas alokasi anggaran 2021. Pasalnya, rancangan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) tahun depan dinilai tak mencerminkan masa krisis pandemi covid-19.
Ketua rapat sekaligus anggota dari fraksi PDIP Sudin menilai masih banyak anggaran yang berorientasi pada direktorat masing-masing dan tak berfokus pada kebutuhan mendesak para petani.
"Anggaran rasional perjalanan dinas dan juga pengadaan kendaraan dinas masih dirancang sangat besar, belum ada sense of crisis," katanya lewat video conference, pada Senin (21/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Sudin juga mempermasalahkan pengadaan 500 ribu ekor ayam lokal yang menelan anggaran sebesar Rp33,7 miliar. Disebutkan, selain menerima ayam, penerima manfaat juga akan menerima pakan, obat, vitamin, kandang, dan mesin retas.
Ia menilai 'paket' tersebut tak efektif meski mengapresiasi langkah Kementan yang memperhatikan kelangsungan peternak ayam. Ia ingin Kementan fokus menyalurkan ayam hidup sehingga anggaran tak memberatkan APBN 2021.
"Masa kandang, kasih kandang, ini, enggak perlulah. Coba saya minta hitung lagi yang 500 ribu ekor ayam lokal. Kalau satu kandang misalnya Rp100 ribu, dijadikan ayam lagi kan lumayan, berarti kan volumenya bertambah," ujarnya.
Selain Sudin, anggota Komisi IV DPR RI dari fraksi Demokrat Suhardi Duka mengkritik anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan yang mengusulkan dana sebesar Rp13,28 miliar untuk membiayai perbengkelan alat mesin pertanian (alsintan) untuk 18 desa di 18 kabupaten tahun depan.
Suhardi menilai anggaran tersebut terlalu gemuk. Pasalnya, jika dihitung, per desa penerima akan mendapat sekitar Rp738 juta. Oleh karena itu, ia mengusulkan program diperluas untuk seluruh provinsi.
"Saya minta supaya diluaskan supaya setiap provinsi ada, 34 provinsi," kata Suhardi.
Karena banyak ketidakpuasan dari anggota Komisi IV terhadap rancangan anggaran yang diajukan, rapat memutuskan untuk melakukan pembenahan rencana kerja anggaran Kementan 2021.
Pada kesimpulan rapat, Komisi IV meminta seluruh eselon I Kementan untuk meninjau kembali satuan unit kegiatan agar anggaran lebih efisien dan berdampak secara nasional.
Hal yang digarisbawahi di antaranya soal perbengkelan alsintan, bantuan prasarana paket ayam lokal, pengembangan 1.000 desa sapi, dan penumbuhan wirausaha muda pertanian.
Sementara, Syahrul dalam penutupan rapat meminta agar para anggota Komisi IV bersikap lebih lunak karena rapat soal anggaran telah dilakukan berulang kali, sehingga ia menilai revisi dapat bersifat mematangkan rancangan anggaran.
"Kalau ada yang harus (direvisi) dari RDP (rapat dengar pendapat), tidak seperti rancangan yang kemarin. Ini menjadi konsultasi formal saja, tidak lagi dalam bentuk yang rigid. Saran kami sehingga ada hal-hal yang lebih lunak karena sudah jadi penutupan rapat kerja. Tinggal konsultasi yang mematangkan hasil RDP yang ada saja," tutup Syahrul.