Ekonom Proyeksi Ekonomi RI Minus Hingga 2 Persen pada 2020

CNN Indonesia
Kamis, 24 Sep 2020 11:56 WIB
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 berada pada kisaran minus 1 persen-minus 2 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada pada kisaran minus 1 persen hingga minus 2 persen.(CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal minus pada tahun ini. Proyeksi ini sejalan dengan kondisi dinamika global, di mana belasan negara sudah masuk resesi ekonomi.

"Kami memperkirakan pertumbuhan full-year ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada pada kisaran minus 1 persen hingga minus 2 persen," ujarnya dalam Economic Outlook Kuartal III 2020, Kamis (24/9).

Sementara itu, dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap II di DKI Jakarta dinilai akan membayangi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester kedua 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perkembangan ekonomi sektoral kuartal III dan IV dibayangi risiko dampak penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta sejak tanggal 14 September dan resiko akibat peningkatan kasus covid-19," ujar Andry.

Dia memaparkan secara sektoral, sektor jasa seperti perdagangan, transportasi, hotel, restoran dan jasa perusahaan akan mengalami pemulihan relatif lambat dari proyeksi awal karena peningkatan kasus positif covid-19.

Tak hanya jasa, dia melihat pemulihan sektor industri pengolahan akan mengikuti pola umum peningkatan ekonomi nasional. Pasalnya, industri ini bergantung pada perbaikan daya beli dan confidence masyarakat yang mulai membelanjakan uangnya.

Namun, Andry melihat sektor komoditas kelapa sawit dinilai bisa menjadi katalis positif yang mendorong perekonomian Indonesia ke depan terutama di sentra-sentra perkebunan di Sumatera dan Kalimantan.

"Harga minyak kelapa sawit sampai akhir tahun, kami perkirakan masih akan bertahan di tingkat harga US$700 per ton (FOB Malaysia)," ujarnya.

Andry menuturkan kinerja beberapa industri akan mengalami perbaikan dibandingkan kuartal II karena kondisi di kuartal II yang merupakan titik terendah akibat penerapan PSBB ketat. Pada kuartal III 2020, khususnya Juli dan Agustus, berbagai indikator telah menunjukkan perbaikan kegiatan ekonomi dibandingkan April dan Mei 2020.

Sebagai contoh, penjualan kendaraan bermotor pada Agustus 2020 sudah mencapai 37.291 unit setelah mencapai titik terendah yaitu 3.551 unit pada Mei 2020. Meskipun demikian, angka penjualan Agustus 2020 masih jauh di bawah angka rata-rata penjualan tahunan 2019 yang mencapai 85.577 unit.

Tingkat hunian kamar hotel juga mulai membaik pada Juli 2020 menjadi 28,7 persen walaupun masih di bawah sebelum periode covid-19 yaitu 56,7 persen pada Juli 2019. Sementara itu, harga-harga komoditas penting bagi perekonomian Indonesia selama pandemi covid-19 masih tertekan.

Sampai dengan 20 September 2019, harga minyak mentah turun sebesar 35 persen (ytd) atau berada di kisaran US$43 per barel, dan harga batubara pun turun sebesar 23 persen atau berada di tingkat US$52 per ton.

Namun, harga minyak kelapa sawit sejak Juni sudah membaik dengan cepat dan sudah mencapai US$753 per ton, atau sudah sama dengan sebelum harga covid-19 pada Desember 2019. Harga karet pun membaik sebesar 20 persen (ytd) mencapai US$2 per kilogram.

[Gambas:Video CNN]



(wel/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER