Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) merosot tajam selama pandemi covid-19. Tercatat, penyalur kredit bagi wong cilik itu turun hingga 75 persen dari normal.
Deputi Bidang Koordinator Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir membandingkan penyaluran KUR sebesar Rp18,9 triliun pada Maret 2020 sebelum pandemi dengan data Mei 2020 yang merosot menjadi Rp4,75 triliun saja.
"Penyaluran KUR pada masa covid-19 menurun tajam dari sebesar Rp18,9 triliun per bulan pada Maret 2020 menjadi hanya Rp4,75 triliun pada Mei 2020," katanya lewat video conference, Penyaluran KUR bagi UMKM Mitra Platform Digital, Rabu (23/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya KUR, ia bilang perlambatan laju penyaluran juga terjadi pada kredit perbankan. Pada Juli 2020 misalnya, total kredit perbankan tumbuh 2,27 persen, sedikit membaik dari level terendah pada Juni lalu yang cuma tumbuh 1,49 persen.
Meski masih tumbuh positif, pertumbuhan jauh tertinggal jika dibandingkan dengan laju tahun lalu. Ambil contoh, Juli 2019, kala itu pertumbuhan perbankan berada di level 8 persen.
"Pertumbuhan tersebut memang relatif masih rendah," ungkapnya.
Oleh sebab itu, pemerintah getol mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit kepada rakyat di tengah pandemi. Iskandar mengklaim usaha tersebut telah menunjukkan hasil yang baik.
Ia bercermin dari angka realisasi KUR per 18 September 2020 yang telah mencapai Rp111,2 triliun dari total target Rp190 triliun sampai akhir tahun ini. Artinya, penyaluran KUR telah terealisasi 59 persen hingga pekan lalu.
"Dengan perkembangan tersebut diperkirakan target penyaluran KUR sebesar Rp190 triliun pada tahun ini bisa dicapai," ujarnya.