PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE) mengaku belum membayar gaji karyawan JungleLand Adventure Theme Park Sentul untuk periode Februari dan Maret 2020. Hal ini karena operasional JungleLand tutup sejak 20 Maret 2020 di tengah pandemi covid-19.
Chief Investor Relations & Corporate Affairs Officer Nuzirman Nurdin menjelaskan khusus gaji Februari 2020, pihaknya kurang membayar 38 persen dari total gaji yang harusnya diberikan ke karyawan. Hanya saja, ia tak menyebut secara rinci nominal yang seharusnya dibayarkan kepada karyawan.
Nuzirman menuturkan selama operasional JungleLand tutup, karyawan dibebaskan dari kewajiban bekerja. Di sini, perusahaan menerapkan prinsip 'no work no pay'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gaji yang belum terbayar adalah gaji Februari 2020 (kurang bayar 38 persen dari total gaji) dan gaji Maret 2020 karena operasional JungleLand tutup sejak 20 Maret 2020 sebagai dampak pandemi covid-19," ungkap Nuzirman kepada CNNIndonesia.com, Selasa (29/9).
Selain belum membayar gaji karyawan, perusahaan juga belum membayarkan tunjangan hari raya (THR) yang seharusnya dibayarkan Mei 2020 lalu. Namun, Nuzirman menyatakan hal ini masih sesuai dengan aturan Kementerian Ketenagakerjaan.
Ia mengacu pada Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor M/6/HI.00.01/V/2020 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2020 di Perusahaan dalam masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
"Perusahaan yang tidak mampu membayar THR Tahun 2020 sama sekali pada waktu yang ditentukan karena terdampak pandemi covid-19, maka pembayaran THR diperkenankan ditunda maksimal sampai dengan akhir 2020," papar Nuzirman.
Tak hanya itu, pengelola JungleLand ini juga menunggak pembayaran BPJS Ketenagakerjaan. Nuzirman mengakui bahwa keuangan perusahaan cukup berat saat ini.
"Dengan diberlakukannya ketentuan tentang BPJS Kesehatan, disusul ketentuan mengenai program jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan, maka semakin memberatkan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya," tutur Nuzirman.
Di sini, perusahaan lebih mengutamakan pembayaran iuran untuk BPJS Kesehatan ketimbang BPJS Ketenagakerjaan karena manfaatnya lebih dibutuhkan dan dapat digunakan oleh karyawan setiap bulan. Namun, ia memastikan pihaknya tetal bertanggung jawab untuk melunasi tunggakan BPJS Ketenagakerjaan.
"Terkait iutan BPJS Ketenagakerjaan yang tertunggak, maka iuran tetap dibayarkan langsung oleh perusahaan kepada karyawan yang berhenti bekerja," jelas Nuzirman.
Manajemen, sambung Nuzirman, berkomitmen tetap membayar seluruh tunggakan tersebut. Sementara khusus THR, perusahaan akan membayar pada akhir Desember 2020 sesuai dengan aturan Kementerian Ketenagakerjaan.
Ia bilang perusahaan telah melakukan pertemuan dengan karyawan JungleLand pada 16 April 2020 lalu terkait tunggakan ini. Setelah itu, manajemen juga terus berkomunikasi dengan perwakilan karyawan dan rapat secara virtual.
"Perusahaan terus mengupayakan untuk dapat melunasi (tunggakan) melalui dukungan dari unit usaha lain yang telah diperbolehkan beroperasi maupun melalui divestasi aset," kata Nuzirman.
Sebagai informasi, Graha Andrasentra Propertindo merupakan induk usaha dari PT JungleLand Asia. Dalam hal ini, Jungle Land Adventure Theme Park Sentul dikelola oleh JungleLand Asia.
Sebelumnya, pekerja Jungle Land Adventure Theme Park Sentul mengeluh karena perusahaan menunggak gaji selama 6 bulan.
Masalah ketenagakerjaan JungleLand mencuat setelah sejumlah pekerja di tempat rekreasi tersebut berkomentar di salah satu unggahan Instagaram Nia Ramadhani @ramadhaniabakrie, istri pengusaha Ardi Bakrie.
Seorang pegawai berinisial RN mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya sudah tak digaji selama enam bulan lebih oleh manajemen. Ia meminta Nia melaporkan masalah tersebut ke keluarga Bakrie, yang merupakan salah satu pemilik saham di Jungleland.
Menurut RN, terhentinya pembayaran gaji dimulai sejak Februari hingga Maret 2020. Setelahnya, ia dan para ranger-sebutan untuk para karyawan JungleLand-menemui pihak manajemen untuk membahas pembayaran gaji.
Sempat dijanjikan pembayaran pada April, namun gaji yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Perusahaan justru kembali menunda pembayaran dan berjanji akan melunasinya pada September.
"Kami meeting, akan terealisasikan katanya bulan April dibayarkan. Nah, itu meleset tidak dibayarkan juga. Lalu ada meeting lagi. Katanya, bulan September paling lambat akan di bayarkan. Sekarang sudah mau masuk September akhir. Jadi kami mendongkrak media sosial biar tidak gagal lagi," kata RN.