Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.710 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (7/10) sore. Mata uang garuda menguat 0,17 persen kalau dibandingkan perdagangan Selasa (6/10) sore di level Rp14.735 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.784 per dolar AS atau melemah dari Rp14.712 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,30 persen, dolar Taiwan menguat 0,33 persen, won Korea Selatan menguat 0,21 persen, rupee India menguat 0,18 persen, yuan China menguat 0,37 persen, dan bath Thailand menguat 0,06 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, ringgit Malaysia melemah 0,08 persen danYen Jepang melemah 0,32 persen. Sedangkan peso Filipina terpantau stagnan.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,19 persen dan dolar Australia melemah 0,49 persen. Hanya, franc Swiss dan dolar Kanada yang menguat masing-masing 0,03 persen dan 0,13 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah dipengaruhi penolakan Presiden AS Donald Trump terhadap proposal stimulus Ketua DPR AS Pelosi senilai US$2,4 triliun. Trump menginstruksikan perwakilannya untuk menghentikan pembicaraan sampai setelah pemilihan.
Langkah tersebut memberikan pukulan terhadap harapan stimulus lebih lanjut, yang menurut ketua Federal Reserve Jerome Powell diperlukan untuk memastikan pemulihan yang kuat.
"Dukungan yang terlalu sedikit akan menyebabkan pemulihan yang lemah, menciptakan kesulitan yang tidak perlu bagi rumah tangga dan bisnis di AS," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Sementara, dari dalam negeri, rupiah tertahan karena pasar sempat bergolak akibat demo penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja oleh mahasiswa dan serikat buruh. Bahkan, banyak Investor asing yang menyayangkan kalau DPR mengesahkan RUU tersebut.
"Ketakutan Investor asing akan berdampak terhadap rusaknya lingkungan. Namun, pemerintah dan DPR bangga memiliki UU Omnibus Low yang sudah berbulan-bulan di godok di DPR dan isinya sudah bisa merangkul semuanya," imbuh Ibrahim.
Dalam perdagangan sore ini, Ibrahim menyebut mata uang rupiah ditutup menguat 25 poin di level Rp14.710 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp14.735 per dolar AS. Walaupun, dalam perdagangan pagi tadi rupiah sempat melemah 20 poin.
"Dalam perdagangan besok pagi mata uang rupiah kemungkinan akan terjadi fluktuatif, namun kemungkinan ditutup menguat terbatas sebesar 10-50 poin di level Rp14.680-14.720 per dolar AS," tandasnya.