Gubernur The Fed Jerome Powell mengingatkan bahwa AS masih dalam bahaya dan dapat putar balik dari perjalanan panjangnya menuju pemulihan ekonomi. AS sudah masuk resesi pada kuartal kedua akibat pandemi covid-19.
Powell menyebut bahwa risiko utamanya, yakni peningkatan jumlah kasus covid-19. "Gelombang kedua virus corona dapat secara signifikan membatasi aktivitas ekonomi. Belum lagi, efek tragis pada kehidupan dan kesejahteraan," ujarnya dikutip CNN Business, Rabu (7/10).
Powell mengaku kembali menyerukan upaya menggelontorkan lebih banyak stimulus fiskal. Tujuannya, untuk menopang masyarakat AS yang rentan dan tertekan dengan situasi di tengah covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, beberapa jam berselang dari seruan Powell, Presiden AS Donald Trump malah mengumumkan menghentikan negosiasi untuk bantuan stimulus baru.
"Saya telah menginstruksikan perwakilan saya untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan, segera setelah saya menang, kami akan mengesahkan RUU stimulus utama yang berfokus pada pekerja keras Amerika dan bisnis Kecil," katanya di Twitter.
Pada kesempatan sama, Powell menyatakan bahwa risiko Kongres mengucurkan terlalu banyak stimulus ke dalam perekonomian jauh lebih rendah dibandingkan samasekali tidak berbuat memberikan bantuan.
Meskipun belanja pemerintah yang ditambahkan ke anggaran federal sudah setinggi langit, namun menurut Powell anggota parlemen harus bertindak.
"Anggaran federal AS berada pada jalur yang tidak berkelanjutan. Ini telah berlangsung selama beberapa waktu. Tapi, ini bukan waktunya untuk memprioritaskan masalah itu," ungkapnya.
Sebelumnya, The Fed meluncurkan berbagai fasilitas pinjaman untuk mendukung ekonomi Negeri Paman Sam yang tertekan di tengah pandemi covid-19.
Sebuah survei terhadap pejabat bank sentral bulan lalu menunjukkan para pembuat kebijakan tidak berharap untuk menaikkan suku bunga lagi setidaknya hingga 2023.
Lihat juga:Polemik Aturan Cuti Hamil dan Haid |
Namun, paket stimulus Kongres di musim semi dan kebijakan fiskal The Fed telah melemah dan laju pemulihan ekonomi telah melambat.
Misalnya, setelah menambahkan lebih dari satu juta pekerjaan setiap bulan antara Mei dan Agustus, laporan pekerjaan September pekan lalu menunjukkan hanya 661 ribu pekerjaan yang ditambahkan kembali ke perekonomian, ini lebih sedikit dari yang diharapkan.
Dasbor Pemulihan Ekonomi Bisnis CNN menunjukkan ekonomi AS hanya 80 persen dari sebelum pandemi. Dengan kata lain, jalan pemulihan masih sangat panjang.