Pemerintah telah menyiapkan anggaran insentif untuk sektor pariwisata senilai Rp3,8 triliun untuk menangani dampak tekanan ekonomi di tengah pandemi covid-19. Insentif akan diberikan melalui subsidi hingga pengurangan Pajak Penghasilan (PPh).
Deputi I Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Febry Calvin Tetelepta mengatakan insentif akan disebar ke seluruh sub sektor pariwisata. Ia berharap hal ini dapat berdampak bagi industri maupun para pekerja di sektor pariwisata.
"Insentif tersebut dapat dimanfaatkan oleh industri pariwisata yang mencakup perhotelan, restoran, biro perjalanan wisata serta bidang usaha ekonomi kreatif seperti periklanan, perfilman dan lainnya," ujar Febry dalam keterangan resmi KSP, dikutip Jumat (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Febry mengungkapkan stimulus ini sengaja diberikan kepada pelaku industri dan pekerja pariwisata karena sektor ini mendapat pukulan berat sejak awal pandemi corona.
Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia hanya akan mencapai 5 juta orang pada tahun ini.
Jumlah ini turun 68,75 persen dari total jumlah wisman yang melancong ke Tanah Air pada tahun lalu mencapai 16 juta orang. Dampaknya, total pendapatan devisa juga diperkirakan turun 28,57 persen dari US$21 miliar menjadi US$15 miliar.
Tidak hanya menekan jumlah wisman, pandemi covid-19 turut menurunkan jumlah wisatawan domestik. Proyeksinya, kunjungan turis lokal merosot 60,39 persen dari 303 juta menjadi 120 juta orang.
Kondisi ini dikonfirmasi oleh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati. Menurut catatannya, kegiatan wisata sangat minim di tengah pandemi.
Untuk merangsang lagi sektor ini, asosiasi pun berusaha mengadakan berbagai macam program. Salah satunya Asia Inbound Talk Tourism setiap pekan. "Kami libatkan juga seluruh gubernur dalam upaya mempromosikan pariwisata," tutur Nunung.
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo menambahkan pemerintah juga menyiapkan program stimulus lain bagi sektor pariwisata. Misalnya, insentif tiket bagi 10 destinasi pariwisata sebesar Rp400 miliar dan hibah pariwisata Rp100 miliar.
"Kompensasi atau dukungan kepada pemda melalui dana cadangan dalam rangka pemulihan ini sebesar Rp8,7 triliun," terang Yustinus.
Buka Destinasi
Febry mengatakan pemerintah juga terus berencana untuk membuka destinasi wisata secara bertahap. Saat ini, Bali sudah dibuka. Lalu, dilanjutkan dengan Pulau Bintan, Bangka Belitung, hingga Banyuwangi di Jawa Timur.
"Tentunya pembukaan ini disertai dengan simulasi dan persiapan yang ketat," tekannya.
Namun, ia meminta para pelaku industri pariwisata agar bisa mengoptimalkan kebijakan stimulus dan relaksasi yang diberikan oleh pemerintah. Caranya, dengan menggunakan stimulus untuk inovasi dan digitalisasi layanan jasa.
Selain itu, pelaku industri wisata perlu melakukan optimalisasi sumber daya sesuai potensi pasar. "Fitur-fitur produk komunikasi dan saluran penjualan juga harus menyesuaikan," pungkasnya.