Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia masuk dalam daftar lima negara paling atas alias top 5 di dunia sebagai negara yang mampu menjaga keseimbangan penanganan pandemi virus corona atau covid-19 dengan upaya menjaga ekonomi dari tekanan penyakit itu.
Klaim itu ia buat berdasarkan beberapa indikator. Pertama, jumlah kasus corona aktif di Indonesia yang sebesar 19,97 persen.
"Itu membaik dari beberapa waktu yang lalu, 22,1 persen," ujar Airlangga di forum dialog virtual yang diselenggarakan oleh BNPB Indonesia, Senin (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, tingkat kesembuhan (recovery rate) sebesar 76,48 persen per 11 Oktober 2020. Ia menyebut capaian ini lebih tinggi dari recovery rate kasus dunia yang sebesar 75 persen.
"Ini akibat menurunnya kasus aktif di beberapa provinsi, sehingga recovery-nya naik," imbuhnya.
Ketiga, tingkat kematian (fatality rate) sebesar 3,55 persen. Sayangnya, capaian ini masih lebih rendah dari rata-rata dunia sekitar 2,9 persen.
Namun, Airlangga mengklaim fatality rate Indonesia masih lebih baik dari beberapa negara di dunia dengan capaian 4 persen. "Kita di bawah beberapa negara lain seperti Korea Selatan, Lithuania, dan Taiwan," tuturnya.
Keempat, kontraksi ekonomi Indonesia relatif lebih rendah dari 215 negara lain yang juga terjangkit pandemi corona. Ia mengatakan banyak negara yang ekonominya terkontraksi hingga dua digit angka, sedangkan Indonesia masih satu digit dan cukup rendah.
Kontraksi ekonomi Indonesia sebesar 5,32 persen pada kuartal II 2020. Sementara untuk kuartal III masih menunggu pengumuman resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), meski sudah diramal tetap negatif dan akan masuk jurang resesi.
"Indonesia adalah negara kelima yang dianggap kontraksi ekonominya lebih rendah dari yang lain," ungkapnya.
Sementara untuk ekonomi kuartal IV 2020, menteri yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar itu menargetkan ekonomi sudah mulai memasuki zona netral dengan kurva pertumbuhan huruf V. Proyeksinyanya, ekonomi berada di kisaran minus 1 persen sampai positif 0,6 persen pada keseluruhan 2020.
"Minimal target kita netral, netral itu reset atau restart balik ke titik nol," jelasnya.
Untuk mengejar target sampai akhir tahun, ia bilang Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran menteri agar melakukan pengendalian mikro terhadap beberapa kota. Mulai dari Ambon, Jakarta Utara, Depok, Bekasi, Padang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Pekanbaru, hingga Jakarta Timur.
"Ini untuk didalami seperti kemarin saat menangani delapan provinsi plus tiga provinsi lainnya," pungkasnya.