Maskapai AS Babak Belur, Kuartal II Rugi Rp174 Triliun

CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2020 07:53 WIB
Maskapai AS membukukan kerugian US$12 miliar pada kuartal II karena pendapatannya berkurang 86 persen di tengah pandemi covid-19.
Maskapai AS membukukan kerugian US$12 miliar pada kuartal II karena pendapatannya berkurang 86 persen di tengah pandemi covid-19. Ilustrasi. (AFP/Joe Raedle)
Jakarta, CNN Indonesia --

Maskapai penerbangan AS mengalami kerugian besar pada kuartal II 2020 akibat pandemi covid-19. Kerugian gabungan maskapai AS dilaporkan mencapai US$12 miliar, setara Rp174 triliun mengacu kurs Rp14.500 per dolar AS.

Mengutip CNN Business, Selasa (13/10), kerugian dipicu penurunan pendapatan hingga 86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sejumlah analis memprediksi kerugian masih berlanjut pada kuartal III 2020, yakni US$10 miliar. Sedangkan penjualan diproyeksi anjlok 75 persen pada periode Juli- September 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maskapai penerbangan AS telah berupaya memangkas kerugian dengan mengurangi sejumlah pos biaya, termasuk tenaga kerja. Sebagian karyawan terpaksa mengambil pensiun dini, cuti tidak dibayar, hingga mengalami PHK.

Di sisi lain, ada sedikit kenaikan perjalanan selama musim panas. Namun, kenaikan tipis itu belum mampu memulihkan kondisi yang terpuruk pada kuartal II 2020. Sementara itu, pesanan perjalanan untuk musim gugur belum terlihat.

Sebelumnya, maskapai penerbangan AS menerima pinjaman US$25 miliar tanpa bunga untuk menghindari PHK. Namun, setelah larangan PHK paksa berakhir pada 1 Oktober, American Airlines (AAL) langsung memangkas 19 ribu pekerjaan dan United (UAL) memangkas 13 ribu pekerjaan.

Maskapai berharap ada dukungan pendanaan kembali melalui paket stimulus ekonomi kedua untuk mencegah PHK itu. Namun, harapan itu sirna ketika kongres dan pemerintahan Presiden AS Donald Trump tak menyetujui paket stimulus kedua.

Pada kuartal II, setiap maskapai penerbangan AS melaporkan kerugian. Tak hanya itu, hampir semua maskapai diprediksi mengalami kerugian dalam periode tahunan 2020. Pemulihan sektor penerbangan ini akan sangat bergantung pada kesiapan masyarakat untuk kembali terbang.

"Kami tidak berharap enam bulan dari sekarang permintaan akan kembali seperti sebelum pandemi," kata CEO American Airlines Doug Parker dalam wawancara dengan CNN pada akhir bulan lalu.

Namun, dia berharap musim semi mendatang akan ada sedikit kejelasan tentang kapan penumpang akan merasa aman untuk terbang lagi.

Masalahnya, kondisi ini juga bergantung pada keadaan ekonomi yang belum pulih, sehingga membuat konsumen memilih menetap di rumah.

Di sisi lain, sejumlah ekonom dan Federal Reserve telah memperingatkan jika pemulihan ekonomi akan berjalan lebih lambat, kecuali anggota parlemen setuju untuk mengeluarkan stimulus tambahan.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER