Pertumbuhan Ekonomi China Angkat Rupiah ke Rp14.670

CNN Indonesia
Senin, 19 Okt 2020 09:18 WIB
Rupiah menguat 0,19 persen ke level Rp14.670 per dolar AS pada Senin (19/10) pagi terangkat oleh keyakinan pasar atas ekonomi China.
Rupiah menguat 0,19 persen ke Rp14.670 per dolar AS pada Senin (19/10) pagi terangkat optimisme pasar atas pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III 2020. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.670 per dolar AS pada Senin (19/10) pagi. Posisi ini menguat 27 poin atau 0,19 persen dari Rp14.697 pada Jumat (16/10).

Beberapa mata uang Asia kompak menguat dari dolar AS. Won Korea Selatan menguat 0,45 persen, peso Filipina 0,13 persen, ringgit Malaysia 0,13 persen, dolar Singapura 0,07 persen.

Sementara dolar Hong Kong stagnan. Sedangkan yen Jepang melemah 0,02 persen, yuan China minus 0,01 persen, dan baht Thailand minus 0,01 persen. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mata uang utama negara maju menguat dari dolar AS, seperti dolar Australia menguat 0,26 persen, poundsterling Inggris 0,12 persen, dolar Kanada 0,1 persen, rubel Rusia 0,03 persen. Namun, franc Swiss melemah 0,05 persen dan euro Eropa minus 0,02 persen.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memproyeksi rupiah bergerak di kisaran Rp14.600 sampai Rp14.750 per dolar AS pada hari ini. Mata uang Garuda berpotensi menguat pada hari ini berkat sentimen positif dari perkembangan stimulus ekonomi AS.

"Pasar merespons positif optimisme dari Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahwa stimulus fiskal AS bisa diluncurkan sebelum Pemilu," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (19/10). 

Sentimen positif juga datang dari data pertumbuhan ekonomi China kuartal III 2020 yang lebih baik dari kuartal II 2020. Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi China berhasil berbalik arah ke level 4,9 persen pada kuartal III tahun ini.

Pertumbuhan terjadi setelah ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut tertekan oleh virus corona. Sementara dari dalam negeri, pasar masih menanti perkembangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (UU Ciptaker).

[Gambas:Video CNN]



(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER