Kementerian PUPR menargetkan waktu tempuh perjalanan (travel time) kendaraan di jalan tol Indonesia hanya 1,9 jam sampai 2,1 jam per 100 kilometer (km) pada 2024. Tujuannya agar biaya logistik turun dan daya saing Indonesia meningkat.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan saat ini rata-rata travel time Indonesia berada di kisaran 2,3 jam sampai 2,5 jam per 100 km. Namun, hal ini masih belum cukup cepat dan berdampak pada biaya logistik.
Oleh karena itu, pemerintah ingin memangkas travel time ke kisaran 1,9 jam sampai 2,1 jam per 100 km pada 2024. Lalu turun menjadi 1,5 jam per 100 km pada jangka panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Strategi untuk mencapai itu adalah salah satunya dengan menjadikan jalan bebas hambatan sebagai backbone, karena jalan bebas hambatan ini menjadikan travel time direduksi cukup signifikan," ucap Hedy saat konferensi pers virtual bersama awak media, Selasa (20/10).
Kendati begitu, Hedy mengakui tak mudah menurunkan travel time. Tantangannya terletak pada ketersediaan anggaran untuk membangun infrastruktur yang bisa memberikan akses konektivitas lebih cepat.
"Bahkan setelah kita mencapai 1,5 jam per 100 km, kalau kita tidak mengikuti peningkatan kebutuhan itu bisa bertambah lagi," katanya.
Lebih lanjut, Hedy berharap penurunan travel time ke depan bisa menurunkan biaya logistik Indonesia. Saat ini, menurut catatannya, 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) habis untuk biaya logistik.
"Negara tetangga kita mungkin hanya 18 persen. Jadi kita perlu bagaimana menekan biaya logistik di angkutan dan transportasi," pungkasnya.