Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan fokus penggunaan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 melalui perusahaan pelat merah akan dialirkan ke proyek-proyek infrastruktur yang mendukung perekonomian ke depan. Seperti, Trans Sumatera dan Tol Trans Jawa.
"Trans Sumatera dan Jawa ini menjadi pertimbangan untuk alokasi PEN 2021 karena tahun depan temanya bukan cuma untuk perlindungan sosial, tapi juga akselerasi pertumbuhan ekonomi," terang Tiko, sapaan akrabnya, saat mengisi acara Bursa Efek Indonesia (BEI) bertajuk Capital Market Summit & Expo 2020, Selasa (20/10).
Sebelumnya, pemerintah memang telah mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada beberapa BUMN untuk mendukung keuangan mereka. Dukungan modal diharapkan bisa memberi kontribusi ke pemulihan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya diberikan ke PT Hutama Karya (Persero) Tbk dengan pagu PMN sebesar Rp6,2 triliun dan usulan tambahannya Rp8,8 triliun, sehingga total Rp15 triliun. PMN akan digunakan untuk melaksanakan penugasan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur Jalan Tol Trans Sumatera.
Menurut Tiko, dana PEN 2021 akan dialirkan ke proyek infrastruktur karena bisa menyerap tenaga kerja. Selain itu, infrastruktur bisa menyerap investasi yang juga dibutuhkan untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi ke depan.
"Jadi, ini dikombinasikan dengan kemudahan berusaha dan investasi, karena pertumbuhan ekonomi tidak bisa dari konsumsi saja," jelasnya.
Di sisi lain, mantan direktur utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk itu berharap BUMN juga bisa membantu pemulihan ekonomi dengan pengadaan vaksin.
Saat ini, PT Bio Farma (Persero) ditunjuk sebagai pimpinan pengadaan vaksin corona di dalam negeri melalui kerja sama dengan beberapa perusahaan luar, seperti Sinovac, Sinopharm, CanSino, dan G42.
"Setelah insyaallah vaksin berjalan, kami akan bicarakan soal pertumbuhan ekonomi ke sektor-sektor yang lebih prioritas," tuturnya.
Lebih lanjut, ia juga menyatakan aliran dana PEN tetap akan masuk ke program-program perlindungan sosial. Namun, alokasinya tidak sebesar tahun ini.
"Karena tahun ini adalah tahun proteksi, kami fokus bantuan pada masyarakat untuk mengurangi dampaknya dengan jaminan sosial, banpres produktif, dan lainnya," jelasnya.
Pada 2020, pemerintah mengalokasikan dana PEN mencapai Rp695,2 triliun. Sementara untuk 2021, rencananya akan diturunkan menjadi Rp356,5 triliun.