AP II Rambah Bisnis EBT dan Kesehatan saat Pandemi

CNN Indonesia
Kamis, 22 Okt 2020 14:05 WIB
AP II menargetkan dapat meningkatkan porsi penggunaan EBT menjadi 10 persen di 19 bandara yang dikelolanya.
AP II menargetkan dapat meningkatkan porsi penggunaan EBT menjadi 10 persen di 19 bandara yang dikelolanya. Ilustrasi. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Angkasa Pura II (AP II) memperluas bisnis ke sektor energi baru terbarukan (EBT) dan fasilitas kesehatan (health care facilities). Hal itu dilakukan untuk mendukung bisnis inti perseroan.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengungkapkan perluasan tersebut merupakan salah satu upaya perseroan untuk menjaga ketahanan bisnis di tengah pandemi dan optimalisasi melalui pivoting business atau mencari peluang baru. Selain itu, kedua sektor tersebut dianggap menjanjikan di masa depan.

"Di tengah pandemi ini, kami berupaya menjaga dan meningkatkan kontribusi dari bisnis nonaeronautika dengan memperluas portofolio. Saat ini bisnis aeronautika perlahan sudah mengalami peningkatan sejalan dengan naiknya lalu lintas penerbangan, namun masih di bawah kondisi normal," ujar Awaluddin dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (22/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keseriusan perusahaan untuk merambah sektor EBT ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara AP II dengan Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM tentang Penerapan Konservasi Energi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan secara Berkelanjutan pada Bandar Udara.

Dengan MoU tersebut, pembahasan lebih intensif dilakukan dengan Ditjen EBTKE untuk penerapan energi baru terbarukan di bandara yang dikelola perseroan.

Kedua belah pihak juga bisa melaksanakan penelitian, pertukaran informasi dan pengembangan teknologi terkait konservasi energi di bandara, pemanfaatan EBT di bandara, peningkatan efisiensi energi, manajemen energi dan kontribusi penurunan emisi gas.

"Kami memohon bantuan dari Ditjen EBTKE untuk membuat konsep energy management dalam rangka mewujudkan green airport di bandara PT Angkasa Pura II. Untuk pilot project akan dilakukan di Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, karena di sana pembangunannya sudah mengadopsi ke arah green airport," ujarnya.

Awaluddin menargetkan dalam 2 tahun mendatang, penggunaan EBT di 19 bandara yang dikelola perseroan dapat mencapai 10 persen dari total penggunaan.

"Misalnya, saat ini suplai listrik ke Bandara Soekarno-Hatta sebesar 65 megawatt dan pada 2 tahun mendatang kami menargetkan suplai dari EBT bisa menggantikan 6,5 megawatt suplai tersebut," jelasnya.

Saat in, pemanfaatan EBT di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atap gedung Airport Operation Control Center (AOCC) dengan kapasitas maksimal 241 kWp. PLTS tersebut menjadi pintu masuk bagi energi baru terbarukan untuk digunakan lebih maksimal di bandara-bandara PT Angkasa Pura II.

"Ini (MoU PT Angkasa Pura II - Ditjen EBTKE) sangat penting karena secara global sudah terjadi transformasi energi, perubahan dari energi fosil ke energi baru terbarukan," ujar Dirjen EBTKE Kementerian ESDM FX Sutijastoto dalam keterangan resmi yang sama.

[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, di sektor kesehatan, perseroan hari ini juga melakukan penandatanganan MoU dengan PT Bio Farma (Persero) untuk pembahasan mengenai health care facilities di bandara-bandara PT Angkasa Pura II.

"Melalui MoU akan dibahas lebih detail mengenai health care facilities, termasuk rencana pengoperasian Laboratory Test Facilities di Bandara Soekarno-Hatta beserta seluruh prosedur, sarana dan prasarana," jelas Awaluddin.

Nantinya, fasilitas tes laboratorium di Bandara Soekarno-Hatta memiliki kemampuan untuk melakukan PCR test terhadap penumpang pesawat.

(sfr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER