Pemerintah mengantongi Rp12,97 triliun dari penerbitan surat utang negara berseri Obligasi Negara Ritel 018 (ORI018). Jumlah investor baru yang membeli surat utang sebanyak 12.103 investor.
Mengutip keterangan resmi Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (23/10), seluruh investor baru membeli ORI018 sebesar Rp5,18 triliun atau 40 persen dari total nominal ORI018. Sementara, sisanya dibeli oleh investor lama.
Jika dilihat dari segi profesi, mayoritas atau sebanyak 8.693 investor yang membeli ORI018 adalah pegawai swasta. Diikuti dengan wiraswasta, ibu rumah tangga, pelajar atau mahasiswa, PNS/TNI/Polri, pensiunan, pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan profesional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari segi umur, jumlah investor terbesar berasal dari generasi milenial dengan jumlah 9.127 investor atau 35 persen dari total investor. Diikuti oleh generasi x berusia 41-55 tahun dan baby boomers berusia 54-74 tahun.
"Untuk volume pemesanan terbesar dilakukan oleh generasi baby boomers yang mencapai Rp5,4 triliun atau 42 persen dari total pemesanan ORI018," tulis Kementerian Keuangan dalam keterangan resmi.
Kemenkeu mengklaim ORI018 masih cukup diminati oleh masyarakat meski bunga yang ditawarkan terendah sepanjang sejarah penerbitan SBN. Diketahui, pemerintah menawarkan bunga sebesar 5,7 persen dalam penerbitan surat utang tersebut ORI018, angkanya lebih rendah dari ORI017 yang sebesar 6,4 persen.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menyatakan ORI018 merupakan surat berharga negara (SBN) ritel bersifat tradable terakhir yang akan diterbitkan pemerintah tahun ini. Tradable artinya bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga jenis investasinya likuid.
Melalui ORI018, masyarakat bisa berinvestasi dengan nominal Rp1 juta hingga Rp3 miliar. Pemesanan ORI018 bisa dilakukan melalui 26 mitra distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN.
Mitra distribusi tersebut, antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Lalu, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank HSBC Indonesia, dan PT Bank OCBC NISP Tbk.
Masa penawaran ORI018 dibuka pada 1 Oktober hingga 21 Oktober 2020. Hasil lelang ditetapkan pada 23 Oktober 2020. Kemudian, settlement mulai 27 Oktober 2020 dan jatuh tempo 15 Oktober 2023.