Sri Mulyani Cerita Pernah Dapat Rapor Merah di Sekolah

CNN Indonesia
Senin, 26 Okt 2020 19:53 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengaku pernah mendapat nilai merah di rapor sekolahnya. Namun, ia tak kena marah oleh orang tuanya.
Menkeu Sri Mulyani mengaku pernah mendapat nilai merah di rapor sekolahnya. Namun, ia tak kena marah oleh orang tuanya. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku pernah mendapatkan rapor dengan nilai merah di kelas. Padahal, adik dan kakaknya saat itu juara kelas di sekolahnya.

"Saya itu pernah dapat nilai merah, kakak dan adik saya juara kelas," cerita Ani, panggilan akrabnya, dalam webinar bertajuk Cerita di Kemenkeu Mengajar, Senin (26/10).

Beruntung, Sri Mulyani tak terkena marah oleh sang ibu. Saat itu, sang ibu justru menghibur dirinya agar tak rendah diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibu saya lihat kenapa ada merahnya, ibu saya bilang rapor kami ada lipstik. Jadi bukan diomelin," tutur dia.

Kebetulan, lanjut Ani, sang ibu adalah teman gurunya di sekolah. Dengan begitu, orang tuanya bisa mengetahui perkembangan di sekolah secara detail.

"Guru saya temannya ibu saya, jadi nilai merah itu tidak dilihat sebagai skandal. Orang tua saya tahu cara mengingkatkan kepercayaan diri anak-anaknya," kata Ani.

Sejak kecil, lanjutnya, ia selalu diajari untuk belajar dengan giat. Maklum, kedua orang tuanya adalah dosen.

Jadi, Ani sudah sering mendengar berbagai teori sejak kecil dari mulut orang tuanya. Tak hanya itu, pembahasan serius mengenai politik juga sudah sering ia dengar sejak kecil.

"Saya di rumah, teori-teori diomongin di antara kami anak-anaknya, ya itu selain membahas makanan dan politik. Jadi sudah biasa," terang dia.

Ia menambahkan bahwa ia dan kakak beserta adik-adiknya dilarang untuk masuk jurusan IPS saat SMA. Semuanya harus masuk jurusan IPA.

Hal ini sengaja dilakukan orang tua Ani agar seluruh anak-anaknya paham dengan berpikir secara logika. Dengan kata lain, ia dan seluruh saudaranya dilatih untuk merangsang logika mereka.

"Orang tua menganggap anak-anak harus mengerti logika, kalau soft skill, ya dilatih dengan interaksi 10 anak dan orang tua saja di rumah. Berpikir logis belajar dari sekolah," tandas Ani.

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER