BI Beli Surat Utang Pemerintah Rp500 T

CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2020 18:10 WIB
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan pembelian SBN dilakukan sebagai bagian strategi burden sharing dalam pemulihan ekonomi nasional.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan pembelian SBN dilakukan sebagai bagian strategi burden sharing dalam pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyatakan bank sentral telah membeli surat utang pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) sekitar Rp500 triliun dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Jumlahnya meningkat signifikan dibandingkan dari posisi 13 Oktober 2020 lalu yang mencapai Rp 291,3 triliun.

"BI sudah melakukan pembelian SBN dalam rangka pemulihan ekonomi nasional sekitar Rp500 triliun berdasarkan dua Surat Keputusan Bersama (SKB) yang kami miliki," ujar Destry saat menghadiri webinar yang digelar Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur, Rabu (4/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sendiri sebelumnya memiliki kebijakan berbagi beban (burden sharing) dalam pembiayaan pemulihan ekonomi yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB).

SKB I yang diterbitkan pada 16 April 2020 memperbolehkan bank sentral membeli surat utang bila ada hasil lelang penerbitan surat utang yang tak terserap pasar. BI bisa masuk melalui greenshoe option dan private placement.

Sementara SKB II yang ditandatangani pada 7 Juli 2020 membuat BI dapat membeli surat utang pemerintah melalui mekanisme pembelian langsung di pasar perdana.

Selain untuk pembiayaan program PEN, kata Destry, pembelian SBN yang dilakukan oleh BI juga dalam rangka menjaga stabilitas pasar keuangan saat terjadi aliran modal keluar di pasar SBN.

[Gambas:Video CNN]

"Kami harus masuk ke pasar SBN termasuk kalau terjadi massive capital outflow di pasar SBN. Jadi, kami dari kebijakan moneter terus komitmen menjaga, terkait inflasi, maupun terkait dengan stabilitas nilai tukar rupiah," terangnya.

Di luar pembelian surat utang pemerintah, Destry juga menyampaikan BI telah melakukan sejumlah langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar sepanjang 2020, mulai dari menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate hingga intervensi pasar spot.

"Kami sudah menurunkan suku bunga BI7DRR kemudian kami juga secara aktif menjaga stabilisasi nilai tukar dengan 3 kebijakan, intervensi spot market, intervensi DNDF market yaitu hedging instrument dan juga masuk di pasar obligasi pemerintah khususnya untuk membantu menjaga stabilitas di SBN yang kita miliki saat ini," tandasnya.

(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER