Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.565 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (4/11) sore. Posisi tersebut menguat 0,14 dibandingkan perdagangan Selasa (3/11) sore di level Rp14.585 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.557 per dolar AS atau menguat dari Rp14.609 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,43 persen, dolar Singapura melemah 0,37 persen, dolar Taiwan melemah 0,10 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,29 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya rupee India melemah 0,46 persen, yuan China melemah 0,59 persen, ringgit Malaysia melemah 0,22 persen dan bath Thailand melemah 0,38 persen. Hanya peso Filipina yang menguat 0,05 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,95 persen dan dolar Australia menguat 1,07persen. Sebaliknya dolar Kanada melemah 0,83 persen dan franc Swiss melemah 0,14 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan dolar di beberapa negara dipengaruhi sentimen pemilihan umum AS di masing-masing negara bagian yang masih berlangsung hingga sekarang. Disamping itu, pasar juga menunggu kebijakan moneter Federal Reserve dan Bank of England, yang akan dirilis pada Kamis (5/11).
"Ketidakpastian atas hasil Pemilu di AS menarik pelaku pasar kembali ke aset berisiko. Dengan hasil pemilihan presiden sangat seimbang, pasar saat ini terus memantau perkembangan hasil Pilpres yang untuk sementara di menangkan Joe Biden," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Pasar yang telah memperhitungkan kemenangan Biden juga telah melihat kemungkinan presiden dari Partai Demokrat tersebut memberikan program stimulus covid-19 yang besar, sehingga akan membantu memulihkan perekonomian pasca pandemi covid-19.
"Di sisi lain, pasar bersiap untuk kemungkinan bahwa hasil pemilihan mungkin tidak menjadi jelas pada hari Rabu, dengan pasar melakukan lindung nilai terhadap risiko pemilihan yang diperebutkan atau proses yang berpotensi diundur saat surat dalam surat suara dihitung," imbuh Ibrahim.
Lihat juga:Pilpres AS Angkat Harga Minyak Dunia |
Penguatan rupiah juga tak lepas dari sosok Joe Biden yang tengah unggul sementara dalam pemilihan. Jika menjadi orang nomor satu di AS, kebijakan Biden dinilai bisa berpengaruh terhadap berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia.
"Ada harapan ekspor Indonesia akan kembali membaik seiring arus perdagangan dunia yang kembali semarak dan kemungkinan perang dagang akan dihentikan baik dengan China maupun Uni Eropa," tuturnya.
Sebagai informasi, pada 2019, ekspor Indonesia tumbuh negatif 6,85 persen akibat perang dagang AS-China. Tahun ini pun, tutur Ibrahim, sepertinya masih akan minus karena permintaan yang lesu akibat karantina wilayah (lockdown) di berbagai negara untuk meredam penyebaran virus corona.
"Dengan masih berlanjutnya penghitungan suara Pilpres di AS, Investor kembali mencari investasi yang menguntungkan salah satunya pasar finansial dalam negeri, itu bisa di lihat dari pergerakan arus modal asing yang sebelumnya keluar dari pasar kembali parkir di pasar finansial dalam negeri," tegasnya.
Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup diperkirakan menguat 20 poin walaupun pada sesi pagi sempat menguat 60 poin dan sesi siang menipis ke 40 poin.
"Rupiah ditutup di level Rp14.565 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.639. Dalam perdagangan besok rupiah kemungkinan akan dibuka fluktuatif dan menguat 10-70 poin, namun ditutup menguat sebesar 5-45 poin di level Rp14.515-14.570 per dolar AS," tandasnya.