Asosiasi Pengusaha Ritel seluruh Indonesia (Aprindo) menyatakan dukungannya terhadap sikap Pemerintah RI yang tegas mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.
Namun, Ketua Umum Aprindo Roy Mandey meminta ketegasan dan perlindungan dari pihak berwenang agar tidak terjadi aksi yang merugikan masyarakat. Dalam hal ini oknum tertentu yang memprovokasi dan cenderung anarkis.
Pasalnya, dia menilai aksi anarkis tak akan memberi manfaat apapun dan hanya akan membebani sektor perdagangan, terutama di saat permintaan tengah lesu akibat pandemi covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Peritel Mulai Tarik Produk Made in Prancis |
"Justru makin membebani perekonomian khususnya sektor perdagangan yang saat ini sedang diupayakan pemerintah agar dapat terjadi peningkatan dan kestabilan konsumsi RT sebagai point kontributor sebesar 57,6 persen dari PDB," katanya seperti dikutip dari rilis, Rabu (4/11).
Lebih lanjut, Roy menilai pernyataan Macron tidak sejalan dengan nilai kesakralan dan simbol agama yang harus segera dihentikan.
"Kami meminta agar pemerintah RI terus aktif berkomunikasi dengan pemerintah Prancis untuk menindaklanjuti sikap tegas, yang langsung disampaikan Presiden Joko Widodo, pada beberapa hari lalu," lanjutnya.
Mengingat hubungan perdagangan antara Indonesia-Perancis telah berjalan dengan kontribusi baik dan berkontribusi terhadap penyediaan produk yang ada pada gerai ritel modern di Indonesia, Aprindo berharap mekanisme perdagangan tetap dapat berjalan wajar dan normal.
"Menyoal produk asal Perancis yang ada, kami menghormati keputusan konsumen, apakah akan membeli atau tidak atas produk dari Perancis yang dijual di gerai ritel modern," tutupnya.
Sebelumnya, Aprindo telah mengimbau peritel yang menjadi anggota asosiasi untuk menarik produk bertuliskan buatan (made in) Prancis. Hal ini dilakukan karena banyak permintaan dari sejumlah kelompok masyarakat agar peritel memboikot produk dari Prancis.
Sekretaris Jenderal Aprindo Solihin menuturkan pihak asosiasi melihat situasi di lapangan sedang tak kondusif saat ini. Terlebih, sebuah video yang viral memperlihatkan salah satu organisasi masyarakat (ormas) melakukan sweeping produk Prancis di toko ritel.
Selain itu, surat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengimbau umat Islam di Indonesia melakukan boikot terhadap produk Prancis juga menjadi landasan Aprindo dalam menentukan sikap.
"Saya bicara dengan asosiasi, tadi kami menentukan sikap. Kami minta untuk sementara waktu peritel menarik display produk yang bertuliskan made in negara itu (Prancis)," ungkap Solihin kepada CNNIndonesia.com.