Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan 70 persen pelajar Indonesia memiliki rekening bank pada 2021.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara optimistis dapat mengejar target meski tak memungkiri target tersebut sangat ambisius.
Pasalnya, hingga kini, baru 46 persen dari total pelajar yang memiliki rekening bank atau merupakan bagian dari program satu rekening satu pelajar (Kejar) OJK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang jumlah rekening program Kejar mencapai 46 persen dari total pelajar Indonesia. Kami menargetkan pada 2021 Kejar ini dapat dinikmati oleh 70 persen pelajar Indonesia, lompatan yang sangat tinggi," katanya pada penutupan Bulan Inklusi Keuangan 2020 secara daring, Kamis (5/11).
Program lain yang menjadi prioritas OJK adalah penyaluran kredit dalam skema pembiayaan melawan rentenir untuk masyarakat di daerah.
Targetnya, hingga tahun depan, jumlah debitur program ini bertambah minimal 10 persen dari jumlah debitur sekarang, yakni 55 ribu debitur.
Kemudian, bekerja sama dengan Asian Development Bank, OJK juga akan meluncurkan aplikasi LOKASIKU atau titik akses lokasi jasa keuangan.
Tirta bilang bahwa aplikasi daring ini akan memberikan informasi lengkap kepada masyarakat terkait akses penyedia jasa keuangan terdekat dari pengguna aplikasi.
Ia berharap masyarakat dapat memanfaatkan aplikasi untuk mencari pendanaan yang legal dan diawasi OJK.
"Aplikasi ini akan memudahkan masyarakat menemukan produk dan layanan keuangan yang dibutuhkan kapan saja dan di mana saja," jelasnya.
Selain itu, OJK juga akan mengadakan kompetisi inklusi keuangan (Koinku) yang mengangkat tema Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Program Inklusi Keuangan.
Di kesempatan sama, Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Kristianti Puji Rahayu menyampaikan sepanjang bulan inklusi keuangan pada Oktober lalu, 789 ribu rekening tabungan dibuka dengan nominal Rp35,51 triliun.
Khusus untuk tabungan pelajar, setidaknya sebanyak 825,27 ribu rekening dibuka dengan nominal sebesar Rp300,67 miliar. Angka ini, melebihi target OJK yaitu 500 ribu rekening.
Lalu, untuk pelaku UMKM, telah dikucurkan pembiayaan atau kredit usaha kepada 419.101 debitur dengan total penyaluran Rp19,21 triliun.
Untuk sektor perasuransian, OJK menyebut ada 44,75 ribu polis asuransi baru yang tercatat. Sedangkan, di pasar modal terdapat 41,14 ribu rekening baru yang teregistrasi.
"Di industri pembiayaan ada 92,67 ribu debitur, pegadaian 10,66 ribu rekening baru dan fintech sekitar 82 ribu akun," tutupnya.