Amerika Serikat (AS) tengah menggelar pemilihan presiden (pilpres). Pesta demokrasi itu diikuti oleh Donald Trump sebagai petahana dan Joe Biden sebagai penantangnya.
Mengutip CNN, Jumat (6/11), salah satu prioritas siapapun pemenang pesta demokrasi itu adalah memperbaiki pasar kerja AS.
Masalahnya, jumlah pengangguran di Negeri Paman Sam terus meningkat. Pandemi covid-19 telah membuat banyak perusahaan tutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data pemerintah AS, hampir 10,7 juta pekerja hilang pada Oktober lalu. Sejumlah pihak memperkirakan Laporan Biro Statistik Tenaga Kerja mengumumkan pasar kerja di AS kembali melambat.
Ekonom meramalkan ada tambahan 600 ribu pekerjaan pada Oktober 2020. Angka itu turun sedikit dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 661 ribu.
Hal itu akan membuat AS kehilangan 10 juta pekerjaan di masa pandemi. Namun, tingkat pengangguran diperkirakan turun dari 7,9 persen menjadi 7,7 persen.
Sementara, Laporan Ketenagakerjaan APD menunjukkan pengusaha swasta hanya menambah lapangan pekerjaan sebanyak 365 ribu. Angka itu di bawah prediksi ekonom yang mencapai 650 ribu.
Sejumlah ekonom menyatakan pemulihan ekonomi masih jauh dari selesai. Hal ini akan mengancam jutaan orang kehilangan pekerjaannya.
Pada Juli 2020, Kongres AS mengizinkan untuk menyetop tagihan yang memberikan tambahan cek mingguan sebesar US$600 untuk pengangguran AS atas tunjangan pengangguran reguler mereka.
(aud/sfr)