Menteri Perdagangan Agus Suparmanto optimistis penandatanganan perjanjian perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan membawa keuntungan bagi Indonesia.
Salah satunya adalah meningkatkan partisipasi Indonesia dalam rantai nilai global dan meningkatkan PDB Indonesia pada periode 2021 hingga 2032.
"PDB 2021-2032 akan naik 0,05 persen kalau tidak ada RCEP akan turun 0,07 persen. Ini juga akan mendorong kapasitas dan kemampuan ekonomi UMKM," tuturnya dalam konferensi pers virtual yang digelar Kemendag, Rabu (11/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus juga menyampaikan bahwa RCEP memiliki pangsa pasar 29,6 persen penduduk dunia dan 29 persen PDB dunia. Dengan potensi itu, menurutnya, di masa depan bisnis akan terkonsentrasi di Asia Timur.
"Foreign Direct Investment (FDI) di RCEP juga 29,3 persen dari total FDI dunia," imbuhnya.
Seperti diketahui, RCEP adalah kemitraan ekonomi komprehensif regional Asia yang perundingan dinyatakan selesai hari ini sejak dimulai pada tahun 2012. Selama kurang lebih 8 tahun, dalam proses tersebut Indonesia ditunjuk sebagai ketua komite perundingan perdagangan atau Trade to Negotiation Committee (TNC) yang diwakili oleh Iman Pambagyo.
Perundingan ini terdiri 10 negara ASEAN dan 5 negara mitra ASEAN yakni Australia, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan New Zealand. India yang sebelumnya mengikuti perundingan memutuskan belum akan bergabung dalam penandatanganan RCEP yang akan berlangsung 15 November mendatang.
"Memang semua perhitungan tadi di luar India. Dan semua mengharapkan India bergabung di waktu mendatang. Tetap ada opsi tersebut, jadi tidak hanya tertutup pada negara-negara yang sudah tanda tangan," tandas Agus.