Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai Rp97,74 triliun per 6 November 2020. Jumlah tersebut berasal dari 144 penawaran umum, di mana 44 diantaranya merupakan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menyatakan jika tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi ekonomi Indonesia, termasuk pasar modal. Namun, saat ini kondisinya mulai perlahan membaik dibandingkan pada awal tahun.
"Di sektor pasar modal, meskipun pada kuartal I sempat mengalami penurunan tajam dimana pada Maret IHSG sempat mencapai titik terendah di level 3.937,63, saat ini perkembangannya sudah kembali bergerak positif. Per 6 November 2020, IHSG ditutup di 5.335,5," katanya dalam Sharia Investment Week (SIW), Senin (16/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sejak awal tahun (year to date/yd) indeks saham masih mencatat minus sebesar 13,09 persen. Sementara itu, jumlah investor di pasar modal mencapai 3,13 juta Single Investor Identification (SID) per September 2020. Jumlah itu tumbuh 26,27 persen sejak awal tahun (ytd)
"Diperkirakan hingga akhir 2020 ini, jumlah penawaran umum dan investor tersebut masih akan meningkat," katanya.
Sebelumnya, Bloomberg mencatat Indonesia sebagai negara dengan IPO terbanyak selama pandemi covid-19 di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Berdasarkan data Bloomberg, pada Januari-September 2020, Indonesia mencatat 46 IPO. Jika tren berlanjut, Indonesia berpotensi meraih jumlah IPO terbanyak di antara bursa Asia Tenggara pada tahun ini.
Menurut Bloomberg, jumlah IPO di Indonesia pada tahun ini juga merupakan yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Sebagai perbandingan, Malaysia mencatat 10 IPO, lalu tujuh dari Thailand, dan tujuh di Singapura untuk periode sama.