Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan utang hipotek (mortgage) rumah tangga AS melonjak hingga menembus rekor tertinggi yaitu mendekati US$10 triliun atau sekitar Rp14 ribu triliun (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS) pada kuartal III 2020.
The Fed menuturkan capaian itu ditopang oleh tren suku bunga rendah sehingga memicu ledakan di pasar perumahan AS.
Hipotek adalah instrumen utang berupa kredit jangka panjang dengan memberikan hak tanggungan properti dari peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan terhadap kewajibannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip CNN, Selasa (18/11) konsumen memanfaatkan harga terendah. Pada awal bulan ini, suku bunga hipotek turun ke rekor terendah yang merupakan rekor terendah ke-12 pada 2020.
Tak ayal, warga AS berbondong-bondong membeli rumah. The Fed mencatat mortgage melonjak US$85 miliar menjadi US$9,86 triliun atau sekitar Rp138,04 ribu triliun hanya dalam periode Juli-September.
Selain itu, The Fed menuturkan penyaluran mortgage kali ini jauh lebih tinggi daripada era booming perumahan menjelang krisis keuangan 2008.
Bukan hanya pinjaman rumah yang berkembang pesat, The Fed mengatakan kredit pembelian dan sewa mobil juga meningkat menjadi US$1,36 triliun.
Sementara itu, tingkat kredit bermasalah turun pada kuartal III 2020. Ini dibantu dengan program bantuan yang diberikan oleh pemerintah sehingga memungkinkan debitur menunda pembayaran cicilannya.
Misalnya, tingkat kredit bermasalah pada pinjaman mahasiswa turun dari 9,3 persen di kuartal II 2020 menjadi 4,4 persen di kuartal III 2020.
Kendati demikian, program keringanan kredit pemerintah itu akan berakhir pada akhir tahu sehingga membuat orang-orang yang mendapat manfaat dari kebijakan pandemi tersebut dalam ketidakpastian.
The Fed mencatat hanya 132 ribu konsumen yang mengalami kebangkrutan pada laporan kredit mereka periode Juli-September, rekor terendah baru dalam sejarah.