Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merangkap Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Budi Gunadi Sadikin memaparkan realisasi penyerapan dana PEN baru Rp423,23 triliun per 23 November 2020. Angka itu setara dengan 60,9 persen dari total pagu yang sebesar Rp695,2 triliun.
"Saya berikan update kami sudah cairkan sebesar Rp423,23 triliun atau 60,9 persen," ucap Budi dalam konferensi pers, Rabu (25/11).
Ia merinci penyerapan paling banyak terjadi di sektor perlindungan sosial, yakni Rp203,6 triliun. Ini berarti, pemerintah sudah mengucurkan dana untuk perlindungan sosial 86,88 persen dari total pagu yang sebesar Rp234,34 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, penyerapan di sektor UMKM tercatat sebesar Rp97,05 triliun atau setara dengan 84,53 persen dari target Rp114,81 triliun. Lalu, sektor sektoral kementerian/lembaga (k/l) dan pemerintah daerah (pemda) sebesar 54,66 persen atau Rp36,06 triliun dari target Rp65,97 triliun.
Selanjutnya, realisasi di sektor kesehatan sebesar Rp39,69 triliun atau 40,81 persen dari pagu Rp97,26 triliun, insentif usaha sebesar Rp44,82 triliun atau 37,16 persen dari pagu Rp120,61 triliun, dan pembiayaan korporasi baru terealisasi sebesar Rp2 triliun ata 3,22 persen dari pagu Rp62,22 triliun.
Ia bilang realisasi PEN terus meningkat dari bulan ke bulan. Rinciannya, realisasi dana PEN pada September 2020 sebesar Rp318,48 triliun.
Kemudian, realisasinya meningkat pada Oktober 2020 menjadi sebesar Rp363,66 triliun. Lalu, realisasi jelang akhir November naik sekitar Rp59 triliun.
Realokasi Anggaran
Di samping itu, Budi menjelaskan pemerintah melakukan realokasi anggaran PEN tahun ini. Anggaran untuk beberapa sektor meningkat.
Salah satunya adalah sektor kesehatan. Pemerintah menaikkan anggaran untuk sektor tersebut dari Rp87,55 triliun menjadi Rp97,26 triliun.
"Kenaikan besar di sektor kesehatan ini karena rencana kami untuk melakukan program vaksinasi," kata Budi.
Selain itu, pemerintah juga meningkatkan anggaran untuk perlindungan sosial. Dana untuk program itu naik dari Rp203,9 triliun menjadi Rp234,33 triliun.