Pengusaha Khawatir dengan Pemotongan Dana PEN 2021

CNN Indonesia
Jumat, 27 Nov 2020 10:39 WIB
Pengusaha khawatir kebijakan pemerintah yang memotong dana pemulihan ekonomi nasional pada 2021 mendatang akan mempengaruhi ekonomi tahun depan.
Pengusaha khawatirkan kebijakan pemangkasan anggaran pemulihan ekonomi nasional pada 2021 mendatang. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengaku khawatir potongan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada 2021 akan mempengaruhi proses perbaikan ekonomi tahun depan. Sebab, dengan pemotongan itu, dana PEN 2021 turun jauh dari yang dialokasikan tahun ini.

"Ada pemotongan stimulus PEN. Kami khawatir akan mempengaruhi pemulihan ekonomi pada 2021," ucap Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani dalam Webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Kamis (26/11).

Ia bilang alokasi dana PEN pada 2021 turun hampir 50 persen dari posisi 2020. Rinciannya, anggaran PEN 2020 sebesar Rp695,2 triliun, sedangkan PEN 2021 sebesar Rp372 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shinta khawatir dana stimulus yang diberikan pemerintah tahun depan tak cukup membantu berbagai sektor, seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pembiayaan korporasi, dan insentif usaha. Sebab, hal itu akan mempengaruhi proses pemulihan ekonomi secara keseluruhan.

"Khususnya jika pengendalian covid-19 berjalan lambat atau vaksin meski sudah ditemukan tapi tidak cukup untuk meningkatkan kepercayaan pasar," kata Shinta.

Ia melanjutkan ada berbagai tantangan pemulihan ekonomi pada tahun depan. Salah satunya adalah tingkat pengangguran.

Data Kementerian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik (BPS), kata Shinta, menunjukkan ada tambahan pengangguran hampir 3 juta orang akibat covid-19. Dengan demikian, total pengangguran di Indonesia mencapai 9,7 juta orang per Agustus 2020.

[Gambas:Video CNN]

Namun, data itu belum mencakup semua. Pasalnya, Apindo mencatat ada 6 juta pegawai yang sudah dirumahkan akibat covid-19.

"Jika kinerja ekonomi nasional mau dikembalikan ke level sebelum pandemi maka Indonesia paling tidak harus menciptakan lebih dari 3 juta lapangan kerja," jelas Shinta.

Dengan penciptaan lapangan kerja baru, maka akan ada potensi penyerapan tenaga kerja lebih banyak di masa pandemi covid-19. Hal itu akan membantu mengembalikan daya beli masyarakat.

"Konsumsi domestik dorong pertumbuhan ekonomi nasional supaya pulih ke level sebelum pandemi. Ini pekerjaan rumah yang sangat berat," kata Shinta.

Sebagai informasi, ekonomi Indonesia anjlok hingga minus 5,32 persen pada kuartal II 2020. Lalu, ekonomi domestik kembali minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.

Realisasi ini membuat Indonesia masuk ke jurang resesi. Diketahui, resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara tercatat minus dalam dua kuartal berturut-turut.

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER