Pandemi covid-19 menjadi cobaan terberat yang pernah dihadapi oleh banyak konglomerat. Berbagai perusahaan raksasa dunia pun kembang-kempis berusaha bertahan dari pandemi yang sudah berlangsung lebih dari 9 bulan ini.
Sebelum vaksin dapat disuntikkan, masyarakat masih harus menjaga jarak sehingga bisnis pun tak dapat berjalan secara normal. Keadaan yang berlarut-larut membuat berbagai usaha harus melakukan efisiensi untuk bertahan.
Lantas, cara apa saja yang digunakan konglomerat global untuk menyelamatkan diri dari tekanan pandemi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Data BKPM, 5 Juta TKI Kena PHK Akibat Corona |
Konglomerat asal Jepang, Masayoshi Son, memegang prinsip 'Cash is The King'. Ini diterjemahkannya lewat langkah menjual aset perusahaan, Softbank, untuk dijadikan kas perusahaan.
Son menjual US$80 miliar atau sekitar Rp1.120 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) dari aset Softbank untuk mengantisipasi dampak pandemi covid-19.
Sebagian dari hasil penjualan aset dipakai perusahaan untuk membeli kembali saham perusahaan (buyback) sebagai langkah antisipasi.
Buyback menjadi langkah ampuh Son menyelamatkan perusahaan. Pembelian aset Softbank ini berhasil menaikkan harga saham lebih dari dua kali lipat dari kejatuhan terburuk selama dua dekade terakhir.
Agak berbeda dengan strategi Son, perusahaan kosmetik asal Prancis, L'Oréal melakukan transformasi digital untuk bertahan.
Chief Digital Officer L'Oréal Lubomira Rochet mengatakan pandemi membuat cara perempuan menemukan produk kosmetik berubah drastis. Perusahaan yang menguasai penjualan kosmetik terbesar dunia ini menyebut pihaknya menyesuaikan diri dengan aktivitas masyarakat yang serba daring.
Berkah transformasi digital yang dilakukannya ini, perusahaan berhasil meraup keuntungan di tengah pandemi. Kini, sekitar 20 persen keuntungan L'Oréal berasal dari penjualan online.
Meski begitu, karena berbagai gerbang distribusi perusahaan ditutup, pada kuartal pertama 2020 perusahaan mencatatkan penurunan penjualan sebesar 4,8 persen secara yoy.
Perusahaan pun secara sigap mengambil kesempatan dengan menambah porsi iklan daring yang semula 50 persen, menjadi 70 persen dari anggaran pemasaran.
Lihat juga:Danone Akan PHK Karyawan hingga 2.000 Orang |
Sedangkan, perusahaan makanan minuman (mamin) Danone memilih untuk memangkas biaya tetap seperti gaji karyawan. Danone memutuskan hubungan kerja (PHK) dengan 2.000 karyawannya secara global.
Ini merupakan bagian dari penghematan yang dilakukan perusahaan sebesar 1 miliar euro sampai 2023 mendatang, termasuk mengurangi 20 persen dari biaya overhead atau pengeluaran tambahan di luar produksi.
Penataan ulang perusahaan, termasuk PHK karyawan, diperkirakan mampu menghemat sekitar 300 juta euro hingga 700 juta euro dari kocek Danone.
Manajemen mengakui rencana PHK dilakukan untuk meningkatkan profitabilitas dan ketahanan perusahaan setelah pandemi covid-19 menekan keuangan perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga mengumumkan pihaknya akan mengimplementasikan organisasi rantai baru yang memungkinkan untuk mengakses sumber produktivitas baru, termasuk melalui digitalisasi.
Jika digabungkan antara efisiensi dan digitalisasi, keduanya diharapkan dapat menghemat sebesar 1 miliar euro pada 2023 mendatang.