Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut tingkat kematian akibat covid-19 akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ia bilang semakin tinggi angka kematian, semakin dalam kontraksi ekonomi.
"Semakin tinggi kematian, kontraksi ekonomi akan semakin dalam," ucap Ani, panggilan akrabnya, dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (1/12).
Ia memaparkan beberapa negara yang mencatatkan jumlah korban meninggal akibat covid-19 cukup tinggi, antara lain Meksiko, Prancis, Italia, Inggris, Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Argentina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara-negara itu diproyeksi tumbuh negatif di sepanjang tahun. Secara rinci, IMF memproyeksi ekonomi AS minus 4,3 persen, Meksiko minus 9 persen, Jerman minus 6 persen, Prancis minus 9,8 persen, Italia minus 10,6 persen, dan Inggris minus 9,8 persen.
Sementara, beberapa contoh negara yang jumlah korban meninggal akibat covid-19 rendah adalah Vietnam dan China. Keduanya diproyeksi tumbuh positif sepanjang 2020.
Rinciannya, IMF meramalkan ekonomi Vietnam tumbuh 1,6 persen. Sedangkan, ekonomi China diproyeksi tumbuh 1,8 persen.
Di Indonesia, jumlah korban yang meninggal akibat covid-19 tercatat cukup tinggi. Beberapa hari terakhir saja, Indonesia terus mencatatkan rekor kasus penularan covid-19.
Tidak heran, Kementerian Keuangan memproyeksi ekonomi Indonesia masih negatif pada 2020. Tepatnya, ekonomi domestik berpotensi minus 0,6 persen hingga 1,7 persen.
Data Kementerian Kesehatan mencatat kasus positif covid-19 bertambah 5.092 orang pada hari ini. Dengan bertambahnya kasus tersebut, maka total kasus positif covid-19 di Indonesia mencapai 543.975 orang.
Pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 4.363 orang, sehingga total menjadi 454.879 orang. Sementara pasien covid-19 yang meninggal dunia bertambah 136 orang, sehingga keseluruhan menjadi 17.081 orang.