Menjadi seorang ibu yang harus bekerja sendiri memenuhi kebutuhan hidup tiga anaknya, Risni begitu bersyukur atas penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) oleh BPJS Kesehatan.
Terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) kelas III disebut Risni tak mengurangi manfaat dari penggunaan kartu JKN-KIS saat berobat. Dari semua pelayanan dan manfaat yang didapat, katanya, tidak ada perbedaan antarsegmen peserta.
Risni mengaku telah membuktikan hal itu kala anaknya sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal anak saya sakit ada gejala seperti sesak napas. Pertamanya diberi obat maag saja karena dikira sakit maag. Setelah anak saya terus mengeluhkan sulit bernapas hingga tidak bisa tidur, akhirnya saya bawa ke Puskesmas keesokan harinya. Di Puskesmas diberi obat maag karena dikira gejala maag. Sebab rasanya seperti sesak pada bagian ulu hati," tuturwarga Kelurahan Tanjung Aman, kecamatan Lubuklinggau Barat I itu, Rabu (03/12).
Setelah tiga hari, ternyata tidak ada perubahan berarti pada sang anak. Risni pun kembali ke Puskesmas, dan mendapat rujukan ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Dari sana, Risni kemudian mengetahui bahwa anaknya didiagnosa mengidap paru-paru basah.
Risni sendiri tak menduga bahwa berbekal kartu JKN-KIS, dirinya tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk pengobatan sang anak. Berdasarkan pengalaman itu, ia menyayangkan anggapan masyarakat yang menyebut kartu JKN-KIS sulit digunakan berobat.
"Saya menggunakan kartu JKN-KIS untuk penyedotan cairan anak saya. Bingung pastinya saya mencari biayanya kalau tidak ada Program JKN-KIS. Saya merasa sangat terbantu adanya program ini," ujarnya.
Risni menambahkan, "Kata orang, di rumah sakit dipersulit kalau kita menggunakan kartu JKN-KIS dari pemerintah. Setelah mengalami sendiri ternyata itu tidak benar karena kami dilayani sangat baik di rumah sakit. Anak saya saja sampai lima hari rawat inap di rumah sakit. Setelah keluar pun masih bisa kontrol seminggu sekali. Bahkan sampai sembuh nyatanya kami tidak menggeluarkan uang sama sekali untuk pengobatan anak saya."
(rea)