Jadi Peserta JKN-KIS, Operasi Kuswati Total Ditanggung BPJS

BPJS Kesehatan | CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2020 15:40 WIB
Selama menggunakan fasilitas JKN-KIS untuk rawat jalan baik sebelum maupun sesudah operasi HNP, Kuswati tidak pernah menemui kesulitan.
Selama menggunakan fasilitas JKN-KIS untuk rawat jalan baik sebelum maupun sesudah operasi HNP, Kuswati tidak pernah menemui kesulitan. (Foto: dok. BPJS Kesehatan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kuswati (47), warga Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya, mengaku pasrah ketika didiagnosa dokter memiliki tulang bengkok. Hal itu membuatnya menderita penyakit HNP atau Hernia Nukleus Pulposus.

HNP adalah penyakit yang sangat umum diderita oleh banyak orang. Penyakit ini terjadi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang. HNP juga dikenal dengan istilah saraf terjepit, dan bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti akibat kelebihan berat badan.

Kuswati menuturkan, dirinya menjalani operasi pada Oktober 2018. Saat itu, ia sampai harus rawat inap selama delapan hari. Untungnya, Kuswati adalah peserta program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen peserta mandiri perorangan kelas 3 bersama suami dan dua orang anaknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak dari Puskesmas Pacar Keling, saya dirujuk ke Rumah Sakit Husada Utama terlebih dahulu. Lalu kemudian di rujuk kembali ke rumah sakit Dr.Soetomo untuk persiapan operasi. Seluruh biaya perawatan mulai dari rawat jalan sampai dengan operasi seluruhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan," kata Kuswati.

Menurutnya, selama menggunakan fasilitas JKN-KIS untuk rawat jalan baik sebelum maupun sesudah operasi, Kuswati tidak pernah menemui kesulitan. Ia hanya perlu menunjukkan KIS saat pendaftaran rawat jalan, di faskes pertama, serta di rumah sakit.

"Sangat mudah. Semuanya juga gratis, saya tidak pernah dipungut biaya sepeser pun," tukasnya.

Kuswati menyebut pernah berobat tanpa fasilitas JKN-KIS. Waktu itu, ia belum percaya pasien pengguna KIS akan mendapat layanan sama baiknya seperti pada pasien umum.

"Waktu itu saya coba berobat ke salah satu klinik disekitar rumah tinggal saya, lumayan mahal. Setiap kali periksa dikenai biaya dua ratus empat puluh ribu rupiah, itu belum resep dokter yang harus saya tebus ke apotik setiap satu kali periksa, jadi hampir lima ratus ribuan. Bayangkan sampai sembuh berapa biaya yang harus saya habiskan," ujar Kuswati.

Berbekal pengalaman itu, Kuswati jadi antusias mengetahui BPJS Kesehatan akan menggelar sosialisasi di daerah tempat tinggalnya. Ia menganggap hal tersebut sebagai kesempatan mengenal program JKN-KIS lebih jauh.

"Saya sangat bersyukur dan ingin mengucapkan terimakasih kepada pemerintah atas kehadiran program mulia ini. Terutama setelah mendapatkan tambahan pengetahuan dari sosialisasi kali ini. Saya pun siap menyampaikan informasi berharga ini kepada sahabat dan kenalan saya," kata Kuswati.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER