BPJS Kesehatan Siap Sambut Tantangan Era 'Ageing Population'

BPJS Kesehatan | CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2020 19:18 WIB
Dirut BPJS Kesehatan menyebut, Indonesia yang tengah memasuki periode ageing population akan menghadapi tantangan dalam pengelolaan program JKN-KIS.
Dirut BPJS Kesehatan menyebut, Indonesia yang tengah memasuki periode ageing population akan menghadapi tantangan dalam pengelolaan program JKN-KIS. (Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan, Indonesia saat ini tengah memasuki periode ageing population. Kondisi yang juga dialami oleh negara-negara lain di dunia ini disebut akan menjadi tantangan tersendiri, khususnya dalam pengelolaan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Berdasarkan Sensus Sosial Ekonomi Nasional 1 (Susenas), pada 2015 Indonesia mencatat jumlah lansia sebesar 21,72 juta jiwa atau 8,43 persen dari jumlah penduduk. Proyeksi Penduduk dari BPS memperkirakan pada 2020 jumlah penduduk lansia sebesar 27,09 juta atau 9,99 persen. Pada 2035, diprediksi ada 48,20 juta jiwa lansia atau 15,77 persen dari jumlah penduduk.

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada 2015 menyebut, pada tahun 2050 jumlah penduduk lansia diperkirakan mencapai 61,7 juta atau 19,2 persen dari jumlah penduduk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini jumlah peserta JKN-KIS berusia di atas 60 tahun mencapai 27 juta jiwa. Risiko akan penyakit kronik degeneratif dalam usia tersebut sangat tinggi. Namun Pemerintah Indonesia saat ini telah memastikan kebutuhan dasar kesehatan khususnya bagi peserta lansia sudah terpenuhi," kata Fachmi dalam webinar yang diselenggarakan International Social Security Association (ISSA) bertemakan The Long-Term Care Challenge In Europe-Innovative Solutions In A Comparative Perspective, Rabu (09/12).

Berdasarkan Riskesdas 2013, kata Fachmi, 10 penyakit kronik degeneratif terbanyak pada lansia adalah hipertensi, artritis, stroke, PPOK, diabetes melitus, kanker, penyakit jantung koroner, batu ginjal, gagal ginjal, dan gagal jantung. Kecenderungan selama ini menunjukkan, semakin meningkat usia maka semakin meningkat pula
prevalensi penyakitnya.

"Di negara dunia saat ini, tantangan ageing population mendorong pengembangan jaminan sosial. Bagaimana jaminan sosial juga memenuhi kebutuhan yang meningkat bukan hanya pada layanan kesehatan dan perawatan sosial jangka panjang (PJP) atau long term care (LTC) dengan cara yang berkelanjutan secara finansial, memadai, dan berkualitas tinggi," ujar Fachmi.

BPJS KesehatanDirut BPJS Kesehatan Fachmi Idris menyebut, Indonesia yang tengah memasuki periode ageing population akan menghadapi tantangan dalam pengelolaan program JKN-KIS. (Foto: BPJS Kesehatan)

Lebih lanjut, pada 2012 WHO mendefinisikan perawatan jangka panjang sebagai sistem kegiatan terpadu yang dilakukan oleh caregiver informal atau profesional, yang memastikan bahwa lanjut usia yang tidak sepenuhnya mampu merawat diri sendiri akan tetap dapat menjaga kualitas tertinggi kehidupan sesuai keinginan.

Selain itu, juga memperbesar kemungkinan lansia memiliki kebebasan, otonomi, partisipasi, pemenuhan kebutuhan pribadi, serta kemanusiaan.

LTC sendiri dinilai penting bagi lansia untuk mempertahankan tingkat kemandirian, mengurangi ketergantungan, mencegah komplikasi penyakit atau disabilitas, mencegah kecelakaan, menjaga harga diri dan kualitas hidup, mengurangi rasa sakit, serta menjaga perasaan bermartabat. Dengan demikian, kualitas hidup lansia dapat dijaga seoptimal mungkin.

"Walaupun implementasi jaminan sosial di Indonesia baru berusia 7 tahun, namun cakupan kepesertaannya sudah besar. Diharapkan melalui diskusi dan kajian bersama negara-negara di dunia terkait jaminan sosial dan penerapan LTC di Indonesia akan semakin optimal dan berkesinambungan," kata Fachmi.

Untuk diketahui, Direktur Utama BPJS Kesehatan saat ini ditunjuk sebagai Ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance ISSA periode 2020-2022. Dalam periode tersebut, Komisi Kesehatan akan berfokus pada fenomena ageing population, tantangan perluasan cakupan jaminan sosial, dan kompilasi studi terkait hubungan antara Universal Health Coverage (UHC) dengan peningkatan Kohesi Sosial dan Inklusi Sosial.

Komisi Kesehatan ISSA (TC Health) sendiri terdiri dari negara Algeria, Argentina, Belgia, Perancis, Gabon, Georgia, Hungaria, Indonesia, Iran, Kazakhstan, Korea, Peru, Rusia, Rwanda, Turki, dan Uruguay.

(rea)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER