Investor RI Diajak Kembangkan Sawit di Lahan Bekas Ganja

CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2020 12:30 WIB
Pemerintah menyebut pengusaha Kolombia mengajak investor di Indonesia untuk mengembangkan perkebunan sawit di lahan bekas ganja di negara itu.
Pemerintah menyebut pengusaha Kolombia mengajak investor di Indonesia untuk mengembangkan perkebunan sawit di lahan bekas ganja di negara itu. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Ampelsa).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan pengusaha Kolombia mengajak investor di Indonesia untuk mengembangkan perkebunan sawit di lahan bekas ganja di negara tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud menuturkan produksi kelapa sawit di Kolombia sendiri mencapai 2 persen dari pangsa pasar kelapa sawit global.

"Beberapa kali (Kolombia) mengajak investor dari Indonesia untuk kembangkan sawit di Kolombia. Sebagian besar lahan yang tadinya ditanami ganja atau apapun yang ada di Kolombia itu mereka mendorong untuk dialihkan ke perkebunan sawit," kata dalam diskusi Masa Depan Sawit Indonesia di Pasar Uni Eropa Pasca Covid-19, Kamis (17/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Kolombia, sejumlah negara yang tengah gencar mengembangkan perkebunan kelapa sawit adalah Thailand, Nigeria, Ghana, Honduras, India, dan Papua Nugini.

"India luas lahannya bahkan kalau tidak salah posisinya sudah hampir sama dengan Kolombia, meskipun mereka masih menjadi konsumen terbesar sawit dari Indonesia dan Malaysia," imbuh dia.

Namun, ia menuturkan jika Indonesia merupakan produsen kelapa sawit nomor satu dunia, dengan pangsa pasar secara global sebesar 55 persen. Diikuti oleh Malaysia sebesar 28 persen, Thailand 5 persen, Kolombia 2 persen, dan Nigeria 1 persen.

Secara volume, Indonesia mengekspor 37,3 juta ton minyak sawit. Sedangkan, Malaysia sebesar 19,3 juta ton, Thailand 3,1 juta ton, Kolombia 1,7 juta ton, dan Nigeria 1,1 juta ton.

"Pertumbuhan produksi minyak sawit Indonesia sebesar 8 persen per tahun dan ekspornya naik 7 persen per tahun. Ini yang menyebabkan kelapa sawit Indonesia sampai beberapa tahun terakhir merupakan kontributor utama devisa negara," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER