Muhammadiyah mengingatkan pemerintah terkait pembentukan Bank Syariah Indonesia (BSI). Organisasi itu meminta BSI untuk mengutamakan pebisnis di level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan perbankan di Indonesia belum sepenuhnya memperhatikan UMKM. Hal itu terlihat dari total kredit dan pembiayaan yang dikucurkan oleh perbankan nasional hanya 20 persen dari total kredit dan pembiayaan.
"Di sini letak arti pentingnya kehadiran Bank Syariah Indonesia yang sudah dideklarasikan oleh pemerintah tersebut yaitu untuk membela mereka-mereka yang lemah yang ada di lapis bawah," ucap Anwar dalam keterangan resmi, Jumat (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan pelaku UMKM yang berjumlah 1,32 persen atau 844.384 pelaku tak pernah diperhatikan sepenuhnya oleh pemerintah. Padahal, mayoritas atau sebanyak 98 persen adalah pelaku usaha mikro yang terpukul keras di masa pandemi covid-19.
"Sehingga yang namanya penjual pisang goreng dan tahu goreng yang ada di pinggir jalan tidak mereka sapa dan dibiarkan saja mereka mengurus dirinya sendiri. Apalagi kalau dikaitkan dengan masalah covid-19," terang Anwar.
Anwar menyatakan data Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkan 88 persen dari usaha mikro itu sudah tak memiliki kas dan tabungan. Untuk itu, ia menilai pemerintah harus memberikan perhatian lebih untuk kelompok masyarakat tersebut.
"Memang pemerintah sudah memberikan perhatian dengan membantu mereka, tetapi berapa jumlah orang yang mereka bantu dan berapa besar bantuan yang telah diberikan? Jawabannya masih jauh dari yang diharapkan," kata Anwar.
Indonesia, sambungnya, butuh bank khusus yang benar-benar fokus untuk memperhatikan dan membela kelompok masyarakat yang terpinggirkan. Menurut Anwar, Indonesia bisa melakukan itu.
"Semua itu bisa dilakukan kalau ada kemauan dan political will dari pemerintah untuk melakukannya," imbuh Anwar.
Anwar berharap hal tersebut bisa dilakukan oleh Bank Syariah Indonesia. Jika pemerintah tidak mau memperhatikan kaum lapisan bawah maka Anwar menganggap pemerintah belum mau menegakkan konstitusi.
"Sikap serta tindakan yang seperti itu menurut saya jelas-jelas sangat berbahaya, membahayakan eksistensi bangsa dan negara ini ke depannya. Saya tidak mau itu terjadi," jelas Anwar.
Sebagai informasi, Bank Syariah Indonesia berasal dari merger tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank yang digadang-gadang bakal menjadi terbesar di Indonesia ini baru akan beroperasi tahun depan.