Presiden Jokowi resmi merombak atau melakukan reshuffle kabinet. Dalam perombakan tersebut, ia memutuskan untuk menunjuk M Lutfi menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto yang baru setahun menjabat di pos tersebut.
Penunjukan ia umumkan dalam konferensi pers yang dilaksanakan bersama dengan Wapres Ma'ruf Amin di Istana Selasa (22/12) sore ini.
Luthfi sebenarnya bukan orang baru di lingkungan Kementerian Perdagangan. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia pernah duduk di posisi yang sama untuk masa jabatan 14 Februari 2014-20 Oktober 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada era SBY pula ia menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang. Pada Pilpres 2019 lalu, Lutfi tercatat sebagai bagian dari tim sukses Jokowi-Ma'ruf.
Setelah Jokowi terpilih lagi, ia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) menggantikan Mahendra Siregar yang ditarik menjadi Wakil Menteri Luar Negeri RI pada Mei 2020.
Usai ditunjuk jadi duta besar, Lutfi menyatakan sasaran pertamanya adalah memastikan AS memperpanjang persetujuan fasilitas pembebasan tarif bea masuk (generalized system of preference/GSP) ke Indonesia.
GSP merupakan mekanisme keringanan bea masuk bagi negara-negara berkembang yang mengekspor produk ke AS. Upayanya tak sia-sia.
Pada November lalu, pemerintah AS mengabulkan perpanjangan fasilitas GSP Indonesia. Lutfi menargetkan peningkatan fasilitas tersebut menjadi Limited Trade Deal (LTD) yang diyakini dapat membuat volume perdagangan dua arah Indonesia dan AS dapat naik hingga US$60 miliar pada 2024.