Ekonom CSIS Yose Rizal Damiri mengaku mendukung rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan reshuffle kabinet (perombakan), terutama di sejumlah pos kementerian bidang ekonomi.
"Saya kira hampir semuanya perlu diganti di bidang ekonomi. Kecuali Bu Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Pak Erick Thohir di BUMN. Keduanya saya kira terlihat sekali banyak ingin melakukan perbaikan," imbuhnya kepada CNNIndonesia.com Selasa (22/12).
Ia juga mengomentari sejumlah nama yang digadang-gadang akan masuk dalam kabinet dan menggantikan menteri yang saat ini menjabat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi yang dikabarkan akan menggantikan Agus Suparmanto dari kursi Menteri Perdagangan.
Menurutnya, Lutfi merupakan orang yang kaya pengalaman di bidang perdagangan. Selain sebagai seorang pengusaha, Lutfi juga pernah menjabat posisi tersebut di era mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Walaupun enggak sampai satu tahun di 2014, saya kira Pak Lutfi ini sudah banyak pengalamannya dan ini akan memudahkan dia nanti, jadi enggak perlu banyak waktu untuk belajar karena kita sebenarnya enggak punya banyak waktu di kondisi seperti ini," tuturnya.
Yose juga menilai kinerja Lutfi saat menjadi menteri perdagangan juga cukup siginifikan. Salah satunya dalam mendorong berbagai kerja sama perdagangan multilateral dan bilateral.
Hal ini dinilai sangat dibutuhkan di tengah kondisi resesi ekonomi banyak negara di dunia akibat pandemi covid-19. Apalagi, ekspor Indonesia belum juga mengalami perbaikan signifikan.
"Dia juga kan dulu di BKPM dan Dubes Jepang. Soal pedagangan internasional saya kira dia punya modal yang besar," jelasnya.
Sementara, terkait nama Sandiaga Salahuddin Uno yang digadang-gadang bakal menempati kursi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), ia skeptis.
Pasalnya, meski punya pengalaman yang luas sebagai pengusaha dan pernah mengemban jabatan publik, Sandiaga tak punya latar belakang pariwisata.
Meski demikian, jika politikus Partai Gerindra tersebut dapat membuat konsep yang komprehensif terkait pariwisata, ia menilai penunjukan Sandi bisa dicoba.
"Kalau di era Pak Wisnu ini kan lebih banyak ke promosi pariwisata. Lebih ke marketing dari pariwisata. Nah yang dibutuhkan sekarang bukan cuma itu. Bagaimana menyelamatkan pengusaha pariwisata yang sudah mau tumbang ini," tuturnya.
Sedangkan untuk kursi Menteri Kelautan dan Perikanan, ia berpandangan sebaiknya dicari sosok yang bisa menyeimbangkan antara konservasi dan kesejahteraan pelaku ekonomi di bidang kelautan dan perikanan.
Ia berpandangan sosok seperti Susi Pudjiastuti yang fokus pada konservasi kelautan dan perikanan cukup baik sebagai menteri. Namun, menteri baru nanti sebaiknya juga tak luput untuk memikirkan keberlanjutan usaha pada pelaku sektor kelautan dan perikanan seperti nelayan dan pembudidaya.
"Bu Susi memang sangat bagus konservasinya. Kita akui itu. Tapi era dia juga banyak didemo nelayan. Makanya, harus balance. Kalau Wahyu Trenggono (yang disebut bakal jadi menteri KKP) saya enggak bisa komentar karena enggak tahu latar belakang dia apa," terang dia.
Terpisah, Direktur Riset Core Piter Abdullah menuturkan tahun depan merupakan tahun yang sangat krusial untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Artinya, menteri yang nantinya dipilih harus bekerja habis-habisan, tak seperti yang terlihat pada beberapa menteri saat ini.
"Oleh karena itu, menurut saya, Pak Jokowi harusnya berani mengganti menteri yang setahun ini minim prestasi, tidak ada terobosan, tidak inisiatif, apalagi inovasi," tutur Piter.
Sama seperti Yose, ia menilai mayoritas menteri ekonomi Jokowi saat ini masih jauh dari kata berhasil. Bahkan beberapa di antaranya terjerat kasus korupsi.
"Pergantian menteri, saya kira bisa menjadi game changer. Kalau komposisi yang baru nanti benar-benar tepat, professional dan berintegritas, bisa membantu pemulihan ekonomi nasional," tandasnya.
(hrf/bir)