Mandiri Institute menyebut kunjungan ke mal, supermarket hingga restoran cenderung meningkat selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi kembali diterapkan di Jakarta pada Oktober 2020 lalu.
Kesimpulan ditarik berdasarkan riset yang mereka lakukan. Dari riset itu diketahui kunjungan ke mal melonjak menjadi 78 persen dari periode sama bulan sebelumnya yang hanya 63 persen.
Meski demikian pada awal Desember 2020, kunjungan ke shopping mall berada di angka 77 persen atau relatif stabil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini didorong oleh sebagian pekerja yang mulai kembali ke kantor atau work from office," terang Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono Mandiri Economic Outlook Selasa (22/12).
Kunjungan ke supermarket dan toko lainnya secara konsisten juga terus mengalami kenaikan. Kunjungan ke supermarket meningkat dari 50 persen pada 9-17 Oktober menjadi 60 persen pada 9-17 November.
Pada tanggal yang sama Desember ini jumlah kunjungan ke supermarket kembali meningkat menjadi 69 persen.
Menurut Teguh, perbedaan karakteristik antara shoping mall dan supermarket menjelaskan perbedaan dalam pemulihan angka kunjungan.
"Shoping mall umumnya pusat belanja yang menawarkan berbagai pengalaman bagi konsumen. Supermarket lebih difokuskan untuk kebutuhan harian rumah tangga," jelasnya.
Sementara toko lainnya meningkat berturut-turut dari 50 persen (9-17 Oktober) ke 58 persen (9-17 November), lalu 63 persen (9-17 Desember).
Tak jauh berbeda dengan mall dan supermarket angka kunjungan ke restoran mengalami kenaikan yang tajam antara Oktober sampai November, yakni dari 47 persen menjadi 87 persen. Sementara pada Desember kunjungan turun menjadi 74 persen dari normal.
Lihat juga:Indosat dan Tri Dikabarkan Bakal Merger |
Lonjakan kunjungan ke restoran, kata Teguh, menunjukkan efek psikologis masyarakat dari kebijakan pembatasan sosial.
"Kunjungan ke restoran sangat sensitif terhadap informasi mengenai penyebaran covid-19 dan kebijakan PSBB," tandasnya.
(hrf/agt)