Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi atau memberhentikan sementara perdagangan saham PT Indosat Tbk (ISAT) pada Senin (28/12) di pasar reguler dan pasar tunai. Pengumuman dikeluarkan lewat pengumuman Peng-SPT-0055/BEI.WAS/12-2020.
Suspensi dikeluarkan dalam rangka cooling down sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif signifikan emiten. Mengutip RTI, dalam sebulan terakhir ISAT mencatat pertumbuhan 145,65 persen.
"Dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham ISAT," jelas BEI dalam surat yang dikeluarkan pada Rabu (23/12) tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Indosat dan Tri Dikabarkan Bakal Merger |
BEI juga meminta para pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.
Sebelum mengeluarkan suspensi, BEI sudah mengeluarkan UMA. Pada surat pengumuman terpisah pada 21 Desember lalu, BEI menyatakan telah terjadi peningkatan harga saham ISAT yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Namun, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia Panjaitan menyebut bahwa burrsa saat ini sedang mencermati perkembangan ISAT transaksi kenaikan yang terjadi akhir-akhir ini.
Para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi bursa dan juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Selain itu turut mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Lihat juga:Harga Bitcoin Tembus Rp400 Juta per Koin |
Untuk diketahui, raksasa keuangan Hong Kong CK Hutchison Holdings Ltd dikabarkan tengah melakukan pembicaraan lanjutan terkait merger bisnis operator telekomunikasi di Indonesia dengan Ooredoo QPSC, pemegang saham mayoritas PT Indosat Tbk (ISAT).
Sebelumnya, Ooredo memiliki sekitar 65 persen saham Indosat. Sementara CK Hutchison memiliki bisnis telekomunikasi di Indonesia melalui PT Hutchison 3 Indonesia (Tri Indonesia).