REKOMENDASI SAHAM

Peluang Cuan Saham Unggas Jelang Libur Akhir Tahun

Wella Andany | CNN Indonesia
Senin, 21 Des 2020 07:26 WIB
Jelang akhir tahun, para analis melihat saham-saham perusahaan unggas menarik untuk dikoleksi jelang libur akhir tahun.
Jelang akhir tahun, para analis melihat saham-saham perusahaan unggas menarik untuk dikoleksi jelang libur akhir tahun. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,8 persen menuju level 6.104 dari posisi sebelumnya di 5.938 pada perdagangan pekan lalu. Tercatat, pelaku asing melakukan jual bersih sebesar Rp1,47 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Nashrullah Putra memproyeksikan pada pekan ini indeks mampu menembus ke level 6.200, mengejar ketertinggalan dari indeks Asia lainnya yang sudah lebih dulu kembali ke level normal sebelum pandemi.

Misalnya, indeks Nikkei225 Jepang sudah bertumbuh 12,37 persen dari periode sama tahun lalu. Lalu, Kospi indeks dari Korea Selatan naik 25,77 persen dari posisi di tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, IHSG sebelum virus corona menyerang menduduki level 6.300-an, sehingga indeks masih terkoreksi sekitar 3 persen.

"Menurut saya sentimen kenaikan masih cukup kuat. Kalau dilihat, IHSG dibandingkan (indeks) regional masih tertinggal cukup jauh, contohnya regional Kospi, Nikkei. Jadi kemungkinan IHSG bisa ke arah sana," katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/12).

Lebih lanjut, Nashrullah mengatakan sentimen penopang pekan ini masih berasal dari optimisme vaksin covid-19. Dari luar negeri, investor akan memantau perkembangan vaksinasi. Beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Bahrain mulai menyuntikkan vaksin kepada warga negaranya.

Sementara dari dalam negeri, kelanjutan dari janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggratiskan vaksinasi covid-19 juga masih menjadi perhatian investor. Pasalnya, belum ada skema jelas vaksinasi yang dibeberkan ke publik.

Selain itu, perkembangan paket stimulus AS yang tengah digodok oleh Kongres masih akan dipantau ketat oleh investor. Terakhir, dikabarkan paket stimulus sebesar US$900 miliar ini telah disepakati pada pertemuan Sabtu (19/12) malam waktu setempat.

Di sisi lain, ia mengingatkan investor untuk tak lengah dengan faktor-faktor yang berpotensi 'menjegal' indeks, seperti pengetatan PSBB jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Serta perkembangan regulasi transportasi udara, darat, dan laut yang sewaktu-waktu dapat berubah.

Saham Ciamik Sektor Peternakan Unggas

Jelang momen Nataru, Nashrullah merekomendasikan membidik saham-saham di sektor poultry (peternakan unggas). Selain ditopang oleh peningkatan penjualan produk-produk poultry seperti telur dan ayam, ia menilai tren pertumbuhan penjualan akan berlangsung hingga setidaknya hingga kuartal I 2021.

Pulihnya sektor hotel dan restoran pada tahun depan menjadi pendorong utama kenaikan permintaan. Aktivitas perekonomian diproyeksikan kembali berjalan pada kuartal I akan mendongkrak kenaikan konsumsi daging ayam.

Secara agregat, distribusi dari konsumsi daging ayam terbagi ke beberapa sektor yakni konsumsi rumah tangga (RT) sebesar 49 persen, hotel, restoran, dan café/catering (horeca) sebesar 39,9 persen, industri olahan sebesar 10,8 persen, dan sektor kesehatan/rumah sakit sebesar 0,2 persen.

Nashrullah memproyeksikan permintaan daging ayam pulih sekitar 20 persen secara yoy atau setara dengan 3.688 ton konsumsi daging ayam (tonase produksi carcass) atau konsumsi 13,37 kilogram/kapita ketika sektor horeca kembali menggeliat.

"Saya melihat peluang yang besar dari pulihnya perekonomian pada 2021, kami melihat bahwa sektor poultry akan sangat diuntungkan dengan kembalinya sektor horeca yang membuat permintaan dari daging ayam akan naik 20 persen," ujarnya.

Namun, harga penjualan rata-rata (average selling price/ASP) dinilai belum ikut terkerek lonjakan permintaan. 

Dia menyebut bahwa volume penjualan 3 perusahaan unggas terbesar yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) pada kuartal III 2021 dapat bertumbuh sebesar 25 persen dari kuartal sebelumnya atau 14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sayangnya, Penjualan masih cenderung datar dengan proyeksi kenaikan sebesar 10,73 persen dari kuartal sebelumnya dan 1,83 persen dari periode sama tahun lalu.

"Hal ini disebabkan oleh masih belum kembalinya harga penjualan rata-rata dari ayam broiler dan day old chicken (DOC). Secara rata-rata pada kuartal III 2020, harga broiler turun ke level Rp14.595 atau minus 16,2 persen qoq dan minus 13,2 persen yoy," ujar dia.

Di sisi lain, Nashrullah mengatakan intervensi pemerintah lewat program pemusnahan bibit ayam yang tidak memenuhi standar membuat ASP mulai naik dan stabil. Dengan program yang secara besar-besaran diarahkan pemerintah pada akhir 2020, proyeksinya pada 2021 harga ayam akan stabil di level Rp18 ribu-Rp20 ribu.

Sehingga, ia merekomendasikan beli tiga saham terkait yakni CPIN dengan harga target sebesar 7.300, JPFA di level 1.800, dan MAIN diperkirakan dapat menembus posisi 890.

Saham Batu Bara dan Emas Ikut Berkilau

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya meramal indeks akan perkasa di akhir tahun menuju pemulihan 2021. IHSG bahkan diproyeksi bisa menembus level 6.880.

Lebih lanjut, Hariyanto menilai sektor pertambangan terutama batu bara dan emas akan diuntungkan dari besarnya konsumsi komoditas oleh China. Dengan peningkatan permintaan dari China, ia memproyeksikan harga komoditas akan tumbuh positif.

Lalu, ketidakpastian yang perlahan menghilang akibat perkembangan vaksin covid-19 menjadi katalis positif untuk pasar modal. Sehingga dia memperkirakan investor akan beralih dari saham defensif ke saham cynical and value atau saham-saham yang nilainya terdampak dari pandemi.

"Untuk pilihan utama (top picks) kami di akhir tahun, kami condong merekomendasikan sektor perbankan, poultry, dan komoditas," ujar dia dikutip dari risetnya.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan tiga saham himbara yaitu BBRI, BMRI, dan BBNI. Lalu JPFA untuk sektor poultry, dan ANTM, INCO, LSIP, dan UNTR untuk sektor komoditas dan pertambangan. Namun, ia tak memasang harga target untuk saham-saham tersebut.

[Gambas:Video CNN]



(age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER