Menutup 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di level 5.979 atau melemah 0,95 persen pada perdagangan Rabu (30/12). Sempat bergerak fluktuatif sepanjang tahun lalu, indeks terkoreksi 5,09 persen (year-to-date/ytd) dari posisi 6.300.
Mengutip RTI Infokom, sepanjang 2020 tercatat penjualan bersih oleh asing sebesar Rp53,82 triliun.
Pendiri LBP Institute sekaligus Analis Saham Lucky Bayu Purnomo mengatakan perdagangan perdana 2021 akan relatif terbatas. Pasalnya, pasar masih minim sentimen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia menilai pasar telah terapresiasi pada pekan ketiga 2020 hingga mencapai posisi 6.100, sehingga pekan ini investor tampaknya masih akan main aman dan melakukan aksi tunggu (wait and see).
Kenaikan drastis akan sulit dicapai karena investor masih 'meraba-raba' sentimen, sedangkan pasar global masih landai. Ia memproyeksikan pada perdagangan Senin (4/1), indeks akan bergerak di rentang 5.950-6.095.
"Pasar cenderung masih mencari sentimen dan kebetulan sentimen masih minim karena walaupun liburan sudah berakhir tapi pasar masih mempertimbangkan volatilitas," katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (4/1).
Menurut Bayu, karena investor telah memiliki pengalaman melakukan perdagangan di tengah pandemi selama setahun terakhir, tahun ini mereka akan bersikap lebih rasional dalam bertransaksi.
Lihat juga:Harga Bitcoin Terbang ke Level Rp468 Juta |
Pasalnya, pasar modal tumbuh lebih cepat dari sektor riil yang masih 'terengah-engah' akibat sentimen vaksin covid-19.
Jika sentimen utama penopang indeks di 2020 lalu adalah penemuan vaksin covid-19, maka pada 2021 Lucky melihat penggerak IHSG adalah efektivitas vaksin menyembuhkan ekonomi.
Artinya, sebelum vaksin didistribusikan dan terbukti ampuh dalam menangani covid-19, transaksi masih akan bersifat jangka pendek. Terlebih, global diwarnai kekhawatiran mutasi virus covid-19.
"Pasar sudah mempunyai pengalaman hampir setahun terakhir mengenai virus corona ini sehingga mereka mau melakukan transaksi yang rasional," jelasnya.
Oleh karena itu, ia menilai sektor-sektor yang akan menjadi incaran investor adalah saham yang memiliki underlying atau turunan, misalnya turunan mata uang yakni perbankan dan turunan emas serta minyak yaitu sektor pertambangan.
Selain kedua sektor tersebut, Lucky menyebut investor juga akan melirik kinerja komoditas sehingga saham perkebunan pun akan terdampak positif.
Untuk sektor pertambangan, ia memilih saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau ANTM, dan PT Timah (Persero) Tbk atau TINS. Dia membanderol harga target ketiganya berturut-turut senilai 2.928, 2.016, dan 1.547.
Untuk sektor perbankan, ia memilih empat bank besar dalam negeri yaitu BBCA, BBNI, BMRI, dan BBRI dengan harga target naik 4,2 persen dari harga penutupan pekan lalu.
Kemudian, untuk sektor perkebunan, ia merekomendasikan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target 12.842 dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) di harga 1.432.
"Pekan ini dianjurkan untuk melakukan transaksi jangka pendek untuk transaksi sektor-sektor pilihan tadi dan tidak bisa mengharapkan upside terlalu tinggi karena pasar sedang meraba-raba sentimen," pesan Lucky.
Sementara, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee melihat potensi kenaikan terbatas pekan ini. Hal itu ditopang kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa. Selain itu, pengangkatan Presiden Terpilih AS Joe Biden dinilai akan ikut memberikan sentimen positif.
Namun, hati-hati dengan penambahan kasus covid-19 di Tanah Air yang masih mengkhawatirkan.
Lihat juga:Tutup Tahun, Indeks Wall Street Cetak Rekor |
Secara teknikal, ia menyebut IHSG akan bergerak di rentang support 5.962-5.853 dan resistance di level 6.055 sampai 6.143.
Adapun saham-saham rekomendasinya yaitu BBCA dengan strategi akumulasi di level 33.100-34.100. "Area cut loss bila turun di bawah level 32.600 dan target penguatan ke level 35.400 sampai 36.500," katanya.
Berikutnya, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Ia melihat potensi penguatan hingga ke level 10.200.
Saham lainnya yang bisa menjadi pilihan yaitu saham PT Jababeka Tbk (KIJA) dan PT Pan Indonesia Tbk atau Panin Bank (PNBN). Hans menargetkan KIJA di level 225-244 dan 1.125-1.190 untuk PNBN.