Tutup Tahun, Indeks Wall Street Cetak Rekor

CNN Indonesia
Jumat, 01 Jan 2021 11:12 WIB
Indeks saham Wall Street, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJI), menutup 2020 dengan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Indeks saham Wall Street, S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJI), menutup 2020 dengan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Ilustrasi. (AP/Colin Ziemer).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks saham utama Wall Street menutup tahun 2020 dengan mencetak rekor pada perdagangan Kamis (31/12). Kinerja ini cukup mengejutkan mengingat tahun ini ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami resesi karena dihantam pandemi corona.

Tahun ini, indeks S&P 500 melonjak 16,3 persen ke 3.756,07 dibandingkan tahun lalu. Selanjutnya, Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 7 persen ke 30.606,48. Kedua indeks berada di level tertinggi sepanjang sejarah.

Kemudian, Nasdaq Composite Index melesat 43,6 persen menjadi 12.888,28, lonjakan tahunan tahunan tertinggi sejak 2009.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya, indeks S&P, DJIA, dan Nasdaq masing-masing naik 0,6 persen, 0,7 persen, dan 0,1 persen.

"Untuk 'Main Street', ini adalah tahun yang buruk. Bagi Wall Street, ini adalah tahun yang fantastis," kata analis Briefing.com Patrick O'Hare, seperti dikutip dari AFP, Jumat (1/1).

Di awal pandemi covid-19, indeks Wall Street babak belur karena ekonomi AS terjun bebas.

Namun, pada akhir Maret, pasar dengan cepat kembali berbalik arah dari kekhawatiran depresi ekonomi setelah Bank Sentral AS The Federal Reserves dan Gedung Putih menggelontorkan paket stimulus.

Kinerja terus terangkat hingga musim panas. Namun, pada musim gugur, pasar kembali bergejolak menjelang pemilihan presiden AS dan seiring kenaikan jumlah kasus positif corona di Negeri Paman Sam.

Pada akhir tahun, indeks Wall Street mendapat angin segar dari sentimen penemuan vaksin corona yang membangkitkan harapan pemulihan ekonomi pada 2021.

Kendati demikian, analis mengantisipasi risiko yang membayangi pasar pada awal 2021.

"Kita (pelaku pasar AS) telah memperhitungkan banyak kabar baik tetapi bukan kabar buruk," ujar Kepala Strategi Pasar National Securities Art Hogan.

[Gambas:Video CNN]

Hogan memperkirakan pergerakan pasar ke depan akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen pelemahan ekonomi dan penyebaran corona.

Proyeksi senada juga disampaikan oleh Co-founder Bespoke Investment Paul Hickey.

"Sayangnya, 2021 akan dimulai sangat mirip dengan 2020, tapi semoga, pada akhir tahun, akan terlihat lebih baik," ujar Hickey seperti dilansir CNN Business.

(afp/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER