Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan total penerimaan pajak sepanjang 2020 cuma Rp1.070 triliun. Jumlahnya anjlok 19,7 persen dibandingkan dengan realisasi 2019 yang sebesar Rp1.332,7 triliun.
"Penerimaan pajak 2020 adalah yang paling terpukul oleh dampak pandemi covid-19," ucap Ani, sapaan akrabnya, dalam Konferensi Pers: Realisasi Pelaksanaan APBN TA 2020, Rabu (6/1).
Ia menjabarkan ada dua faktor penurunan pajak tahun lalu. Pertama, kegiatan ekonomi yang menurun akibat pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, pemberian insentif pajak di tengah pandemi covid-19. Beberapa insentif yang diberikan, seperti PPh 21 ditanggung pemerintah (DTP), pengurangan PPh 25, restitusi PPN dipercepat, dan PPH final UMKM DTP.
Jika dilihat lebih detail, penurunan paling tajam terjadi pada PPh migas. Tercatat, penerimaan pajak dari PPh migas melorot 43,9 persen dari Rp59,2 triliun menjadi Rp33,2 triliun.
Lalu, pajak non migas turun 18,6 persen dari Rp1.273 triliun menjadi Rp1.036 triliun. Pajak non migas ini terdiri dari PPh non migas sebesar Rp560,7 triliun, PPN Rp448,4 triliun, pajak bumi dan bangunan Rp21 triliun, dan pajak lainnya 6,8 triliun.
Dari segi sektornya, penerimaan pajak dari industri pengolahan turun 20,21 persen, perdagangan turun 18,94 persen, jasa keuangan dan asuransi turun 14,31 persen, konstruksi dan real estate turun 22,56 persen, transportasi dan pergudangan turun 15,41 persen, serta pertambangan turun 43,72 persen.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo menyatakan total insentif yang diberikan pemerintah sekitar Rp56 triliun. Ini menjadi salah satu penyebab turunnya penerimaan pajak.
"Insentif yang diberikan pemerintah sepanjang 2020 itu Rp56 triliun, di antaranya Rp3,4 triliun berasal dari insentif DTP," kata Suryo.
Selain itu, upaya mengerek penerimaan pajak dengan intensifikasi dan ekstensifikasi juga menghadapi beberapa tantangan selama pandemi. Pasalnya, ada kebijakan pembatasan sosial sehingga ruang gerak Ditjen Pajak menjadi lebih terbatas.
"Keterbatasan pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi juga pengaruh," jelas Suryo.