Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2020 minus minus 2,9 persen-0,9 persen. Hal ini dikarenakan pemulihan ekonomi yang terlihat pada kuartal III malah tertahan pada kuartal keempat.
"Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi kuartal IV antara minus 2,9 persen-minus 0,9 persen. Dengan demikian, keseluruhan tahun 2020, minus 2,2 persen-minus 1,7 persen," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (6/1).
Menurut Ani, panggilan akrabnya, estimasi tersebut masih lebih baik dibanding proyeksi beberapa lembaga internasional, seperti OECD yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI minus 2,4 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Outlook (prospek) pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal III menunjukkan pemulihan tertahan pada kuartal IV. Konsumsi rumah tangga belum membaik signifikan, masih minus 3,6 persen-minus 2,6 persen," jelasnya.
Tidak cuma itu, sambung Ani, investasi swasta juga masih mengalami kontraksi hingga minus 4,3 persen-4,0 persen.
Walaupun, ia mengingatkan kinerja ekspor membaik. Menurut dia, ekspor sudah mendekati 0 persen, membaik dari sebelumnya yang minus 10,8 persen.