Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Aviliani mengungkap UMKM menjadi sektor pertama yang terdampak pandemi corona. Pasalnya, pembatasan aktivitas selama PSBB atau PPKM membuat penjualan anjlok.
"UMKM rata-rata juga tidak memiliki yang cadangan untuk bertahan," ujarnya saat diskusi panel pra sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jumat (22/1).
Berdasarkan data Kementerian Koperasi UKM dan Data BPS, usaha mikro tercatat ada 62 juta atau 98,70 persen di Indonesia per 2017. Omzet mencapai Rp300 juta per tahun. Sedangkan, usaha kecil tercatat ada 757.090 unit dengan omzet mencapai di atas Rp300 juta hingga Rp2,5 miliar per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:BRI Bidik Kredit Tumbuh 7 Persen Tahun Ini |
Usaha menengah tercatat 58.627 unit dengan omzet mencapai Rp2,5 miliar hingga Rp10 miliar per tahun. Sementara usaha besar omzet mencapai lebih dari Rp50 miliar per tahun.
"Jumlah UMKM sangat besar dan mampu menyerap tenaga kerja hampir 97 persen. Namun, masih belum terlihat kenaikan kelas," jelas Aviliani.
Dia menegaskan perlu ada pemberdayaan UMKM. Pasalnya, UMKM memiliki peranan besar terhadap ekonomi nasional. Berdasarkan data World Bank, peranan UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61 persen pada 2020.